Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, December 31, 2011

Kolom Akhir Tahun Refleksi Sengketa Perbatasan Tahun 2011

Oleh: M.D. La Ode
     
      Sepanjang tahun 2011 media dan masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) hingga di tingkat nasional diriuhkan dengan sengketa perbatasan darat antara Indonesia—Malaysia. Menjelang akhir tahun 2011 (baru-baru ini), dari masyarakat kecil di Kalbar yang tidak pernah menyinggung masalah politik dalam kesehariannya, hingga Menkopolhukam dan DPR RI, semuanya riuh karena munculnya berita di media massa lokal dan nasional, bahwa wilayah Tanjung Datu/Camar Bulan di Kabupaten Samnbas, Kalbar, seluas 1.499 hektar telah dicaplok oleh Malaysia.
      Kontan saja berita itu membangun berbagai persepsi. Ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu dengan kebenaran berita tentang pencaplokan wilayah Camar Bulan oleh Malaysia. Pihak yang percaya menganggap pengamanan wilayah perbatasan Indonesia—Malaysia  lemah. Pihak yang tidak percaya menganggap bahwa berita itu adalah isu politik untuk popularitas dalam Pilkada Gubernur Kalbar 2012. Pihak yang ragu menganggap bahwa bagaimana mungkin terjadi pencaplokan? Waktu Kalbar masih hanya Korem 121/ABW tidak ada pencaplokan wilayah. Tetapi setelah ada Kodam XII/Ptr kok ada pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia? Demikian juga dengan isu politik pilkada rasanya terlalu berisiko tinggi.

Friday, December 30, 2011

Anomali Manajemen Pemerintahan Daerah Akibat Pecah Kongsi

  Oleh :  Turiman Fachturahman Nur

          Fenomena yang menarik dalam proses pelaksanaan prinsip –prinsip tata kelola pemerintahan yang baik atau Good Governance  saat ini beberapa daerah otonom di Indonesia, yaitu adanya “pecah kongsi” antara Gubernur dan Wakil Gubernur, antara  Bupati/Walikota dan wakil Bupati/Wakil Walikota atau antara Bupati dengan Sekda dan yang menarik fenomena tersebut selalu ada kaitannya antara konstelasi politik hubungan eksekutif dengan legislatif  di dalamnya.

          Tata kelola pemerintahan daerah yang baik secara manajemen pemerintahan kuncinya pada tiga prinsip, yaitu akuntabilitas, supremasi hukum dan transparansi. Tetapi ketiga prinsip ini ditopang dengan satu asas penting responsibiliti, yaitu bagaimana pemerintah daerah dan DPRD merespon kepentingan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk program usulan dari hasil jaring aspirasi masyarakat. Oleh karena itu sering yang menjadi persoalan adalah masalah pengelolaan anggaran keuangan daerah yang kemudian nomenklatur peruntukannya disepakati sebagai program prioritas daerah otonom.

Thursday, December 29, 2011

Prestasi Penurunan Kemiskinan, “PR” Pedesaan

Oleh : Ateng Hartono
Kemiskinan merupakan salah satu tantangan pembangunan yang oleh hampir seluruh daerah atau negara dicantumkan dalam dokumen perencanaan pembangunan sebagai prioritas utama. Pentingnya penanganan kemiskinan antara lain terkait dengan dampak dari kemiskinan jika tidak ditanggulangi akan semakin melebar ke indikator lainnya. Sebagai contoh,  besarnya jumlah dan persentase penduduk miskin seringkali juga diikuti dengan peningkatan angka pengangguran dan keterbelakangan, yang pada akhirnya akan berdampak pada terjadinya ketimpangan baik antar sektor, wilayah maupun ketimpangan antar kelompok atau golongan masyarakat. Dengan demikian kemiskinan merupakan masalah bersama antara pemerintah, masyarakat dan segenap pelaku ekonomi.

Wednesday, December 28, 2011

Refleksi Akhir Tahun (Kembali ke Fitrah)

Oleh: Hendrasyah Putra

Refleksi akhir tahun. Ya begitulah kira-kira ide yang terlintas di pikiran saya ketika dihadapkan dengan masa-masa penghujung tahun seperti saat ini. Tulisan ini sejatinya ingin mengambarkan cerminan Indonesia masa lalu dan harapan saya terhadap Indonesia kedepannya seperti kata-kata “kembali ke fitrah” diatas. Pada kesempatan kali ini, sebelumnya ijinkan saya untuk mengucapkan keprihatinan saya atas kejadian di Bima dan Mesuji (Lampung). Untuk itu, dari hati saya yang paling dalam saya mendoakan agar para korban dari peristiwa tersebut mendapat tempat yang layak disisi Tuhan Yang Maha Esa dan semoga pertumpahan darah yang telah membasahi bumi Indonesia ini tidak kembali terulang.

Baiklah, kembali pada tulisan kali ini dan pada artikel-artikel sebelumnya, sesungguhnya saya ingin memberikan sisi lain dari keterfokusan kita selama ini kepada struktur dan substansi. Kultur, adalah dimana saya lebih menekankan sudut pandang dari semua artikel-artikel saya. Berawal dari kultur tersebut, dalam setiap artikel yang saya tulis, saya sengaja menggunakan pisau bedah berupa kultur untuk mengkaji dan menguak fenomena-fenomena yang muncul di Indonesia.

Tuesday, December 27, 2011

Antagonisme Penerapan Ajaran Islam di Indonesia

Oleh : H. Munawar M. Saad

Kita menyadari bahwa Islam di Indonesia adalah agama mayoritas, dan praktek ritualisme keagamaan di negeri ini cukup semarak. Jamaah  haji Indonesia merupakan jamaah terbesar di dunia dan bahkan tiap tahun kuota haji untuk Indonesia selalu bertambah, seiring besarnya minat masyarakat  untuk menunaikan ibadah haji. Musabaqah Tilawatil Quran dan Seleksi Tilawatil Quran secara berkala selalu diselenggarakan dari mulai tingkat Kecamatan sampai tingkat Nasional, tentu telah menelan biaya yang tak sedikit.

Tiap perayaan hari hari besar keagamaan selalu diperingati mulai dari tingkat RT sampai Istana Negara. Ketika datang bulan suci Ramadhan, surau-surau dan masjid bahkan hotel dan kantor mengadakan sholat tarawih berjamaah. Hampir dua puluh stasiun TV baik swasta maupun TV pemerintah menyiarkan dakwah Islam. Di sekolah juga praktek ritualisme keagamaan terjadi. Tiap masuk sekolah siswa atau murid wajib berdoa, mengucapkan salam dan mencium tangan guru. Di Kampus tumbuh pesat pusat kajian keagamaan dan diskusi tentang Islam.

Monday, December 26, 2011

Kondisi Sosial Politik Kalimantan Barat Sepanjang 2011

SAMPAI medio 2011 kondisi perpolitikan di Kalbar merupakan periode lebih sehat dan konstruktif dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Walaupun setahun lagi dua pemilihan kepala daerah : pemilihan gubernur (Pilgub) Kalbar dan pemilihan walikota (Pilwako) Singkawang  akan berlangsung dalam waktu bersamaan. Hampir tak ada pengerahan massa bagi persiapan “pesta” demokrasi yang dikhawatirkan menjurus pada gejolak seperti terjadi sebelumnya.

     Upaya membandingkan kondisi politik antara 2010 dengan 2011 dirasakan cukup adil. Keduanya adalah periode yang sama-sama menghadapi dua pesta demokrasi: Pemilihan Bupati (Pilbub) Kabupaten Sintang dan Pilbub Kabupaten Ketapang  2010 dan persiapan Pilgub Kalbar dan  Pilwako Singkawang, 2012. Selain itu, dua periode tersebut juga sudah dan sedang menghadapi 2 (dua) peristiwa mengenaskan yang dikhawatirkan menimbulkan dampak sampingan negatif: Kasus Tarakan 2010 yang meledak  2 (dua) kali, 26 – 29/9 – 2010 yang menelan 5 (lima) jiwa melayang (Pontianak Post, 30/9-2010:1; Borneo Tribun, 30/9-2010:1) dan Kasus Camar Bulan 2011 yang menyita perhatian pejabat Pusat yang dinilai oleh banyak media massa kurang memperhatikan dan memperdulikan daerah, khususnya Kalbar (Pontianak Post, 24/11-2011:2; Borneo Tribun, 25/10-2011:1).

Sunday, December 25, 2011

Beratnya Tantangan Ekonomi Kalbar ke Depan

Oleh Dian Patria

Perkembangan ekonomi Kalbar tahun 2011 belum dapat mengejar perkembangan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi daerah ini hanya sekitar 5,8 persen dibanding realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,5%. Hal ini telah terjadi sejak krisis ekonomi tahun 1998 hingga sekarang, dimana pertumbuhan ekonomi Kalbar selalu berada di bawah nasional.

TENTU saja tidak akan ada yang berani membantah bahwa ekonomi Kalbar mengalami kemajuan, tetapi ekonomi kita semakin tertinggal dari ekonomi Indonesia secara keseluruhan, karena ekonomi Indonesia maju lebih cepat dibanding Kalbar. Jika dibiarkan, Kalbar akan mejadi daerah tertinggal di negara ini.  Terlebih lagi, ternyata uang beredar di Kalbar hanya dibawah 1 persen dari jumlah uang  beredar di Indonesia (dihitung dari total DPK). Ini mencerminkan kecilnya intensitas kegiatan ekonomi di Kalbar. Ini juga menggambarkan seberapa tinggi tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Kalbar.

Friday, December 23, 2011

Refleksi Akhir Tahun 2011 :Lokalitas Pendidikan di Era Global

Leo Sutrisno

Dalam tahun 2011 ini kembali kebudayaan dan pendidikan masuk dalam ‘kandang’ yang sama setelah berpisah sekitar sepuluh tahun. Kebudayaan dan pendidikan bergabung ke dalam kementerian pendidikan dan kebudayaan. Penyatuan ini bermula dari keprihatinan masyarakat luas tentang hasil pendidikan belakangan ini.

MASYARAKAT merasakan ada kemerosotan moral yang merata. Banyak orang berpendapat bahwa pendidikan menghasilkan orang-orang yang pandai tetapi kurang berkarakter [Indonesia], orang yang pandai tetapi tidak berwajah Indonesia.  Sementara itu, dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di depannya, manusia memandang pendidikan merupakan sebuah aset yang sangat diperlukan.  Pendidikan, walaupun bukan panasea, memiliki peran penting dalam perkembangan menusia baik  individual maupun sosial. Pendidikan dipandang sebagai  satu-satunya ‘alat’ yang tersedia untuk mendorong terwujudnya  pembangunan manusia seutuhnya.

Thursday, December 22, 2011

Catatan Akhir Tahun William Chang

Pendidikan Holistik di Bumi Kalbar

APAKAH  pendidikan holistik itu? Pendidikan ini acapkali dilukiskan sebagai pendidikan utuh, menyeluruh, yang mencakup semua aspek hidup manusia. Pendidikan ini tidak hanya menyentuh lapisan otak/akal budi, tetapi seluruh kepribadian manusia (akal budi, emosi, spiritual, kreativitas, sosial dlsb). Pendidikan ini melibatkan semua anasir dalam hidup, kerja dan pergaulan manusia.

Memasuki abad ke-21, ratusan sekolah kecil dan program pendidikan berusaha menggabungkan pendidikan bersistem holistik, atau unsur-unsur pendidikan holistik, ke dalam kerja mereka di tengah dunia pelajar. Rentetan penyelidikan dalam dunia pendidikan dewasa ini erat terpaut dengan mutu dan efektivitas pendekatan-pendekatan holistik dalam proses pembelajaran jauh berbeda dari observasi-observasi sistematik dari para pendidik holistik dalam tahun 1800-an, yang lebih pada studi-studi kasus etnografis (terkait dengan kesukuan).

Wednesday, December 21, 2011

Perempuan dalam Pemberantasan Korupsi

Oleh: Prof. DR. Hj. Redatin Parwadi, M.A

Bulan Desember sebagai bulan yang penuh moment yang tidak begitu saja dilewatkan. Tanggal 9 Desember telah diperingati sebagai Hari Pemberantasan Korupsi.  Hari istimewa lainnya adalah berkaitan dengan perempuan yang sangat besar andilnya dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, yaitu  Hari Perempuan yang setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Dua momen penting ini, penulis abadikan dalam satu rangkaian  tulisan menjadi Perempuan dan  Korupsi

Awal pemberantasan korupsi dimulai dari diri sendiri, perempuan harus dapat memelopori gerakan “perempuan tidak korupsi, perempuan berada di depan dalam pemberantasan korupsi, perempuan berjiwa anti korupsi.” Jika slogan-slogan ini sudah melembaga di masyarakat, menurut Soekanto (1991) berarti norma itu telah melalui proses pelembagaan yaitu dimengerti, dipahami, ditaati, dan dihargai sebagai norma yang menjadi kesepakatan bersama. Kesepakatan  yang berkelanjutan akan menimbulkan budaya, naluri berupa tindakan dengan  tidak melakukan korupsi atau  budaya anti korupsi. Demikian juga gerakan mahasiswa anti korupsi. Kelembagaan sosial berupa norma anti korupsi tentunya bukan untuk komunitas perempuan saja, tetap berlaku untuk seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa.

Tuesday, December 20, 2011

Ibu, Sumbangsihmu untuk Pertiwi

Oleh : Hj. Gustinah. B. M.Pd

Peranan wanita dalam kehidupan  sangat penting dan menentukan corak kehidupan. Namun jarang diungkapkan dan ditulis orang. Kadang wanita sendiri kurang menyadari betapa besar peranan yang dimainkannya dalam segala segi kehidupan. Bahkan dalam menuntut ilmu diwajibkan pula kepada wanita tanggung jawab pendidikan dibebankan diatas pundak ibu,  bahwa “surga terletak dibawah telapak kaki  ibu.” Yang lain dalam bentuk tamsil wanita dianggap sebagai  tiang yang  menentuakan tegak-runtuhnya suatu  negara.

Salah satu fungsi utama yang terpenting dalam keluarga adalah seorang ibu. Adalah tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pembinaan utama bagi kepribadian, pembinaan mental  anak. Seluruh pengalaman yang dilalui anak sejak lahir lebih banyak berhubungan dengan ibu. Karena sebagian besar waktu masa dalam hidup anak selalu  dilalui bersama ibunya.  Untuk itu pantaslah kita berterima kasih kepada ibu yang telah mengandung, menyusui dan membesarkan kita

Monday, December 19, 2011

Memberantas Korupsi Model Hongkong

Korupsi merupakan penyakit masyarakat yang hampir melanda seluruh negara. Setiap negara mempunyai cara tersendiri untuk memberantas korupsi ini. Di Indonesia sudah puluhan tahun pemerintah berupaya untuk memberantas korupsi mulai Presiden Soekarno sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di masa reformasi ini. Tapi ternyata korupsi tetap marak bahkan semakin berkembang biak, baik korupsi sendiri-sendiri maupun secara berjamaah.

Fenomena mengenai korupsi ini memang semakin menyakitkan, karena yang terlibat justru orang yang harus menjadi teladan seperti beberapa kepala daerah dan beberapa anggota dewan, bahkan diantara oknum penegak hukum pun ternyata tergiur juga untuk  memperkaya diri dengan cara yang illegal ini. Walaupun Pemerintah sudah membentuk lembaga yang namanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tapi ternyata yang melakukan korupsi bukannya semakin berkurang tapi justru semakin bertambah. Dan yang dikorupsi juga tidak tanggung-tanggung, ada yang mencapai puluhan milyar  rupiah.

Sunday, December 18, 2011

Rekonstruksi Pendidikan Guru Indonesia

Oleh: Aswandi

PADA, 14-16 Desember 2011 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta untuk kali pertama diselenggarakan “Teacher Education Summit”, mengusung sebuah tema  “Merekonstruksi Pendidikan Guru Indonesia”. Tema besar tersebut dijabarkan menjadi beberapa topik, yakni; (1) Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tentang KKNI dan Arah kurikulum pendidikan tinggi; (2) Kurikulum berbasis kompetensi untuk pendidikan tinggi; (3) Pengembangan program dan penyelenggaraan pendidikan profesional guru; (4) Rekonstruksi kurikulum LPTK; (5) Kebijakan pembinaan dan pengembangan guru; (6) peran LPTK dalam konteks penyediaan guru di masa depan; (7) Sistem rekrutmen calon pendidik professional; dan (8) sistem pembelajaran inovatif di LPTK.

Sunday, December 11, 2011

Kekuataan Maaf Memaafkan

Oleh: Aswandi

MEMAAFKAN dan meminta maaf sama pentingnya. Keduanya adalah perbuatan mengulurkan diri kita karena kita lebih mementingkan hubungan yang kita bina ketimbang kebutuhan untuk meraasa atau menjadi benar. Memaafkan adalah ciri orang baik, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an; (1) Surah Al-Imran:134 berbunyi, “Orang yang memaafkan kesalahan orang lain, dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan; (2) Surah At-Taqabun:14 menyatakan  “Jika kamu maafkan dan santuni serta ampuni mereka, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang; (3) Surah As-Syura:40 berbunyi, “Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sertimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah Swt”.

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Allah pasti menambah kemuliaan kepada seorang hamba yang memiliki sifat memaafkan. Tidak ada balasan bagi seseorang yang rendah hati kepada Allah, kecuali Allah meninggikannya”.

Nabi Muhammad Saw, adalah seorang utusan Allah yang suka memaafkan. Rasulullah Saw memaafkan pembunuh Hamzah ra, Abdullah bin Ubai, Tsumamah bin Atsal, Hathib bin Abu Balt’ah, Ikrimah dan Abu Jahal, Abdullah bin Abu Sarah, memaafkan seorang Yahudi yang menyihir beliau, memaafkan perempuan Yahudi yang meracun beliau, memaafkan laki-laki Badui yang kencing di masjid dan menarik kain beliau dengan keras, memaafkan seorang musyrik yang hendak membunuh beliau.

Saturday, December 10, 2011

Validitas Ekologi

Oleh Leo Sutrisno

SEORANG pembaca kolom edukasi mengirimkan pesan singkat melalui telepon genggam meminta agar diturunkan tulisan tentang validitas ekologi. Karena, pembaca ini disodori pertanyaan oleh penguji thesis magisternya beberapa waktu yang lalu, ”Bagaimana validitas ekologi hasil penelitian Anda ini?” Baik, seperti biasa, ucapan terima kasih yang tulus disampaikan pada pembaca. Respon-respon semacam ini menjadikan kolom ini terasa lebih aktif dan segar.

Secara sederhana, validitas ekologi [ecological validity] hasil penelitian merujuk pada implementasi temuan penelitian pada situasi yang sesungguhnya. Misalnya, ada penelitian yang menemukan bahwa metode mengajar diskusi membuat hasil belajar siswa meningkat. Validitas ekologi membahas implementasi temuan itu di sekolah atau di daerah tertentu. Semakin banyak sekolah atau daerah yang dapat mengimplementasikan temuan itu semakin tinggilah validitas ekologi hasil penelitian ini. Mari cermati bahasan berikut ini.

Friday, December 9, 2011

Mahasiswa Idealis & Dinamika Organisasinya

Mahasiswa idealis, masih adakah? Adalah pertanyaan yang mungkin dapat menjadi simbol dari runtuhnya ”kekuatan” mahasiswa saat ini. Yang dikenal kritis terhadap apapun dan siapapun. Berani dan menjadi pelopor perubahan sosial (agen of change). Pertanyaan diatas menjadi awal dari diskusi kita pada kali ini. Yang sengaja penulis angkat sebagai grand yang sebenarnya sudah lumrah menjadi pembicaraan di beberapa kalangan. Terutama kalangan aktivis kampus.

Berbicara realitas kehidupan, secara umum mahasiswa kini tentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kebutuhan dan tuntutan kehidupan pada hari ini. Yang senantiasa menuntut setiap orang tak terkecuali mahasiswa untuk dalam bahasa kasarnya ”bertahan hidup” ditengah himpitan kondisi yang ada. Makanya tidak dapat kita salahkan juga jika ada mahasiswa yang tujuan dan motivasi awalnya untuk kuliah adalah hanya untuk mencari titel semata. Tanpa mampu mengukur kualitas kepribadian dan skill ketika menyandang gelar atau titel yang diraih. Meskipun mengingat saat ini gelar yang disandang juga tidak menjadi jaminan untuk mendapatkan lapangan kerja sesuai dengan yang diinginkan.  

Thursday, December 8, 2011

Polemik Putusan Bebas Hakim Tipikor

Oleh: Dr. H. M. Juliadi Razali, SH., S.Ip., MH

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan putusan bebas dari hakim Tipikor. Putusan yang memancing polemik berbagai kalangan masyarakat, diantaranya melahirkan sikap kecewa dan antipati terhadap Mahkamah Agung. Mahkamah Agung ditempatkan sebagai pihak yang paling kompeten dan bertanggungjawab atas pengangkatan Hakim Tipikor sejak tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, maupun Mahkamah Agung. Terhadap fenomena demikian, adalah sah-sah saja berbagai kalangan berpendapat tentang lembaga peradilan di Indonesia. Namun yang perlu dipahami juga oleh masyarakat adalah secara normative, Mahkamah Agung secara maksimal telah bekerja sesuai dengan UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tipikor. 

Meskipun lembaga penegak hukum sebagaimana Kejaksaan dan Kepolisian telah ada, namun berbekal argumen tekad kuat upaya pemberantasan korupsi di negeri ini, maka DPR RI merasa perlu meloloskan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau lebih dikenal sebagai KPK. Dengan kehadiran KPK dapat dikatakan lengkaplah perangkat yang diperlukan atas suatu hajat besar untuk memberantas korupsi. Kehadiran KPK ternyata tidak lepas dari sorotan kritis terutama dari kalangan akademisi. Ahmad Ali, Guru Besar Hukum dari Universitas Hasanuddin pada dasarnya kurang setuju dengan adanya lembaga KPK.

Wednesday, December 7, 2011

Duka di Penghujung Tahun Jilid II

Oleh: Hariyadi Eko Priatmono

Musibah demi musibah datang silih berganti. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, bangunan runtuh dan angin kencang selalu menghiasi tanah pertiwi ini. Ribuan nyawa melayang, kehilangan harta yang tidak terhitung, adalah bagian dari duka yang mereka rasakan. Rantapan mata, teriakan yang histeris seakan-akan menjadi solusi atas ketidakberdayaan.

Tulisan diatas setidaknya menggambarkan duka mendalam yang dirasakan saudara-saudara kita yang saat ini sedang tertimpa musibah. Rasa haru dan pilu tentunya menyelimuti perasaan kita sebagai satu kesatuan di tanah tercinta. Seakan-akan duka mereka adalah duka kita bersama. Namun apa daya manusia yang tidak punya kuasa, ketika musibah dan cobaan datang melanda, kita hanya bisa berdoa semoga musibah dan cobaan ini segera berlalu dan berusaha bangkit untuk kembali menjalani hidup seperti biasa. 

Tuesday, December 6, 2011

Guru, Budaya Antri & Buang Sampah

Oleh : Syarif Ibrahim Alqadrie


DENGAN berbagai alasan seorang rekan akrab saya menolak tawaran panitia penataran guru pada sebuah salah satu kabupaten di Kalbar untuk menyampaikan semacam obrolan tentang pendidikan. Rekan itu didaulat untuk memberi ceramah dadakan pada kesempatan penataran guru-guru SLTP yang diadakan di salah satu hotel di kota itu.

Tak Ada Persiapan dan Ketidakrapian
Alasan utama penolakan itu bukan disebabkan oleh tidak adanya honorarium karena tidak dianggarkan sebelumnya. Mengenai hal ini, kawan tersebut sudah bahagia seandainya panitia hanya mengucapkan terima kasih. Bahkan, rekan tadi pernah harus menanggung sebagian terbesar biaya ketika menjadi ketua panitia suatu pertemuan di kecamatannya. Namun ia tetap bersyukur karena dipinjamkan gedung serbaguna kecamatan dan Pak Camat mau tanda tangan undangan.

Alasan lain bukan pula disebabkan tidak ada bahan untuk diceramahkan karena diminta secara dadakan. Alasan yang mustahak adalah sang rekan berpakaian santai pada saat itu: celana panjang Lee, baju kaos belang-belang, bertopi pet dan bersandal kulit dengan rambut awut-awutan layaknya wisatawan kere. Mana mungkin ia akan berhadapan dengan para guru pencipta masa depan bangsa.

Monday, December 5, 2011

Pak Andreas dan Kubu Raya

Oleh: Karim Raslan

DATANG dari pusat ibu kota sedikit membosankan dengan gosip hiruk pikuk suasana politik yang jauh disentuh-dirasakan rakyat kecil tetapi duduk mendengarkan orang ngobrol itu sungguh asyik - mengikuti cerita mereka tentang lika-liku  hidup dan dunia mereka. Ini memang pekerjaan 'tukang cerita' seperti saya, dan saya bisa berada di bagian dunia mana saja untuk menemukan orang-orang tanpa memandang keberadaan status sosialnya dan cerita-cerita seperti ini - kerap kali menginspirasi saya untuk berpikir dan menulis. Baru-baru ini saya berada di Kalimantan Barat, tepat di luar kota Pontianak yang cukup  sibuk. Hari sudah sore dan matahari perlahan mulai terbenam.

Saya sedang bersama Pak Andreas Muhtorein, seorang politikus dan mantan akademisi berusia 60 tahunan, dan juga Wakil Bupati Kubu Raya, salah satu dari banyak kabupaten yang sedang berkembang di Indonesia setelah era otonomi daerah. Pak Andreas orangnya kalem, dan tampak malu-malu menceritakan karir keduanya yang terjadi hampir secara kebetulan.

Why have bread when you can have a salmon

Sunday, December 4, 2011

Jangan Lupakan Sejarah

Oleh: Aswandi
SABTU, 3 Desember 2011, penulis diundang menjadi nara sumber di dua tempat yang berbeda untuk mengkaji tema yang sama “Jangan Lupakan Sejarah”, lebih khusus “Jangan Lupakan Sejarah Pejuang Kebenaraan. Pengalaman menjadi nara sumber di dua kegiatan tersebut menginspirasi ditulisnya opini ini.  Tempo dulu, dikumandangkan sebuah slogan “Jas Merah”. Slogan tersebut menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya, dapat bermakna tidak melupakan jasa para pejuang dan pahlawannya.

Hari ini, tumbuh kesadaran bahwa sejarah bangsa berpengaruh terhadap daya saing bangsa tersebut. Sebuah bangsa yang melupakan sejarah bangsanya memiliki daya saing rendah, demikian sebaliknya. Ketika Amerika mengalami kemunduran dan keterpurukan prestasi akademik siswanya bidang matematika, sains dan bahasa, jauh lebih rendah dari prestasi yang dicapai siswa Asia. Pemerintah Amerika memandang negerinya dalam keadaan bahaya atau Nation at Risk. Berkumpul para ilmuan guna mencari jawabannya. Ditemukan ternyata penyebab dari lemahnya daya saing bangsa akibat melemahnya rasa kebanggaan pelajar terhadap bangsanya. Solusinya, bukan upaya memperbaiki proses pembelajaran bidang studi tersebut, melainkan menambah dan mewajibkan siswanya untuk mempelajari sejarah bangsanya.

Saturday, December 3, 2011

Pembiaran Bahasa

Pembiaran sering kali dikaitkan dalam konteks hukum, seperti tunakuasa aparat menangkap tangan pelaku perusakan dalam aksi-aksi jalanan yang bersifat massif. Modus operandi seperti ini sering diterapkan oleh sebagian masyarakat dengan maksud agar aparat yang berwenang sulit menginvestigasi dan mengidentifikasi proses hukum dalam rangka penegakan hukum. Tanpa mengurangi pentingnya penerapan kerangka hukum, sebenarnya pembiaran bahasa perlu juga diberi porsi pembicaraan dalam kerangka berbangsa dan bernegara Indonesia. Pembiaran bahasa berakibat kepada tunapeduli berbahasa dalam kerangka berbangsa dan bernegara karena bahasa sebagai faktor identitas bangsa dan negara.

Sederhananya, pembiaran bahasa terjadi biasanya dipicu oleh sebagian pemahaman bahwa yang penting komunikatif antarkedua belah pihak dalam berbahasa. Memang, sikap seperti itu tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena fungsi berbahasa demikian. Akan tetapi, toleransi terhadap berbahasa yang demikian akan menyebabkan pengabaian terhadap kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. Perlu diingat, penggunaan bahasa Indonesia tidak semata baik, tetapi memerhatikan sisi benarnya.

Friday, December 2, 2011

Dampak Pengelolaan Lahan Gambut Abaikan Kelestarian

Oleh  : Muh. Syahri Mubarok
Pengelolaan gambut dan lahan gambut untuk pertanian dan usaha-usaha yang berkaitan dengan pertanian berkembang sangat pesat.Ratusan ribu hektar lahan gambut dialih fungsikan dan dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Lahan rawa menjadi kawasan yang sangat prospektif untuk perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Namun akhir-akhir ini banyak menuai protes dari para pemerhati dan penggiat lingkungan hidup baik dari dalam negeri maupuan dari luar negeri. Hal ini tentu didasari oleh kekhawatiran akan rusaknya lahan gambut sebagai fungsi ekosistem yang kompleks.

Terjadinya penurunan fungsi lahan gambut, salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap karakteristik gambut pada kondisi alami. Pengetahuan mengenai keaneka-ragaman karakteristik gambut pada kondisi masih alami menjadi sangat diperlukan, supayamasyarakat dapat mengelola dengan bijak (benar dan tepat) yaitu bermanfaat secara ekonomi dengan tidak mengesampingkan fungsi lingkungan. Potensi lahan gambut sangatbesar untuk usaha pertanian, disamping itu lahan gambut yang belum dimanfaatkan masih sangat luas, akan tetapi pemanfaatan lahan gambut tersebut harus dilakukan dengan senantiasa memperhatikan prinsip kelestarian dan mencegah terjadinya degradasi yang dampaknya cukup luas baik terhadap sumber kehidupan manusia maupun terhadap fisik lingkungan.

Thursday, December 1, 2011

Dahsyatnya Waktu di Akhir Malam

         Oleh : Uti Konsen.U.M.

  Seorang muslim yang istiqamah mengerjakan tahajjud, pasti dicintai dan dekat dengan Allah SWT. Karena  itu Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita, “Lazimkanlah dirimu untuk salat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit dan pencegah dari dosa“ (HR.Ahmad).

Maka dari itu, jika ingin mendapat kemuliaan di sisi Allah dan di mata manusia, amalkanlah qiyamul lail secara istiqamah. Dari Sahal bin Sa’ad , ia berkata, “Malaikat Jibril AS datang kepada Nabi SAW lalu berkata, ‘Wahai Muhammad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan salat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.“

Predikat Haji Mabrur

Haji mabrur merupakan harapan bahkan cita-cita setiap muslim. Secara naluri, tidak ada orang yang berkeinginan hajinya tidak diterima oleh Allah swt. Walaupun pada kenyataannya banyak sekali kita melihat modus keberangkatan haji yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Misalnya orang berangkat haji karena hanya ingin mendapatkan gelar “Haji”. Ia merasa dengan gelar tersebut kedudukannya di masyarakat “sedikit” terhormat. Ada juga yang tujuannya hanya rekreasi belaka. Dari sini, apakah pantas jika nanti hajinya diberi predikat mabrur? Belum lagi faktor lainnya, misalnya orang berangkat haji dengan harta-harta syubhat (tidak jelas) apalagi harta haram seperti uang hasil korupsi, harta warisan tanah sengketa dan lain sebagainya.

Wednesday, November 30, 2011

Pengalaman Menempuh S-3 di UNIMAS Sarawak

Oleh : Dr. H. Wijaya Kusuma

Setelah kuliah kurang lebih 8 tahun (sejak 3 Maret 2088), salah seorang dosen FISIP Universitas Tanjungpura, saya berhasil menjadi mahasiswa pertama yang diwisuda pada Majlis Konvokesyen ke 15, 22-23 Oktober 2011 di Kampus B (Barat) Unimas bertempat di Dewan Tunku Abdul Rahman Putra (DeTAR Putra), yang penuh dengan kehikmatan, karena DeTAR Putra merupakan gedung baru yang diresmikan oleh Conselor Unimas, Tuan Yang Terutama Tun Datuk Patinggi Abang Haji Muhammad Salahudin. Memilih kuliah di UNIMAS Sarawak, merupakan pilihan terakhir karena melanjutkan strata-3 di Indonesia membutuhkan biaya besar.

Sebenarnya, pada tahun 1996 saya diterima di Universitas Kebangsaan Malaysia, tetapi karena sulit memperoleh beasiswa ASEAN untuk pelajar internasional, maka saya mengundurkan diri. Pada tahun 1997, saya diterima pula sebagai mahasiswa S-3 di Universitas Padjajaran, tetapi juga tidak mendapatkan beasiswa sehingga saya pun mengundurkan diri.

Etika Kebijaksanaan Toleran pada Penyimpangan

EDITORIAL Pontianak Post Senin 28 November 2011 mengangkat moralitas aparat yang memprihatinkan. Diilustrasikan seorang jaksa dan dua orang hakim yang bertindak asusila terhadap para perempuan yang sedang perkaranya mereka tangani. Kejadian itu serta sejumlah kasus lain yang mirip menunjukkan pengawasan melekat lemah. Disarankan agar tindakan para penegak hukum ini diproses secara hukum dengan tegas. Jika perlu sanksinya diperberat. Diingatkan juga agar semangat korps untuk melindungi aparat yang bersangkutan seharusnya ditinggalkan. Tindakan tegas semacam ini diharapkan menimbulkan efek jera. Benarkah!
Tindakan hukum setegas apa pun tidak akan menimbulkan efek jera bagi yang bersangkutan. Mengapa? Hingga saat ini, masyarakat Indonesia mengembangkan etika kebijaksanaan yang mengedepankan kerukunan dan kedamaian. Setiap orang diharapkan menjaga diri agar tetap rukun dengan yang lain. Karena, hanya dengan rukun itu kedamaian dapat diwujudkan.

Tuesday, November 29, 2011

Menegakkan Ajaran Tauhid

Oleh : Rasmi Sattar


Setiap tahun kita merayakan dan melaksanakan Idul Adha atau Idul Qurban yang jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah.  Tahun ini bertepatan dengan  6 November 2011. Tradisi yang lazim kita laksanakan setelah melaksanakan shalat id di masjid atau di lapangan, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, apakah kambing, sapi, atau kerbau. Peristiwa penyembelihan hewan kurban ini bermula dari perintah Allah yang menguji kedahsyatan dan kekuatan iman Nabi Ibrahim dengan menyuruh menyembelih anaknya (Ismail), apakah Ibrahim konsisten menempuh ujian untuk menegakkan ajaran tauhid, tiada Tuhan selain Allah, seperti yang termaktub dalam Alquran surat Asshaffat ayat 102.

Tentu saja ada dua pilihan yang harus dipertimbangkan Nabi Ibrahim. Jika melaksanakan perintah Allah, berarti anaknya menjadi korban. Jika anaknya diselamatkan atau tidak dikorbankan, berarti melanggar perintah Allah.  Wahyu yang diterima Nabi Ibrahim ternyata dikompromikan dengan anaknya  (Ismail). “Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi (wahyu) bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana pendaptmu” (Asshaffat 102). Rupanya diluar dugaan Ibrahim, ternyata Ismail menjawab, “ Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan melihatku termasuk orang-orang yang sabar.” 

Menghidupkan Nilai Islam dalam Ekonomi

Oleh: Sumar’in Asmawi

Semenjak manusia lahir ke muka bumi, ia akan senantiasa berusaha untuk menjaga eksistensi dan fungsinya dimuka bumi sebagai seorang khalifah. Untuk mewujudkan hal tersebut manusia melakukan kompetisi dengan lingkungannya baik dengan alam, tumbuhan, binatang maupun dengan manusia itu sendiri. Kompetisi yang terjadi tersebut akan sangat dipengaruhi oleh sumber daya (resources) sebagai hukum positif dan nilai-nilai ketuhanan sebagai hukum normatife. Dengan kata lain siapa yang paling mampu mengoptimalkan sumber daya tersebut yang di ikuti nilai-nilai keagamaan, maka ia akan menjadi pemenang.  Dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi, sudah menjadi hal yang lumrah seorang manusia dituntut untuk mampu mengoptimalkan fungsi-fungsi ekonomi dalam dirinya yakni fungsi produksi, fungsi distribusi dan akhirnya melakukan konsumsi dengan tetap memegang nilai-nilai dan etika kemanusiaan.

Semakin bertambahnya kuantitas manusia dimuka bumi secara otomatis akan semakin besarnya kompetisi yang terjadi. Hal ini menuntut pemikiran yang keras (Ijtidah) untuk menghasilkan sistem ekonomi yang paling tepat dan sesuai dalam rangka mempertahankan eksistensi kemanusian individu manusia masing-masing, tanpa harus mendzolimi dan membunuh karakter dari masyarakat lain. Dengan harapan terciptanya sebuah tatanan masyarakat yang seimbang, adil dan kesejahteraan secara merata.

Monday, November 28, 2011

Memaknai Tahun Baru Hijriyah

Oleh: Moch. Sada’i.

Lazimnya dari dulu hingga saat ini tidak terlalu banyak yang peduli dengan tahun baru hijriyah. Tidak ada film dibuat, tidak ada terompet diproduksi, tidak ada jubelan masyarakat di tempat-tempat umum untuk menunggu dan merayakan detik pergantian tahun. Tidak ada blow up media besar-besaran. Apakah masih ada yang menjadikan pergantian tahun baru Islam ini sebagai titik perenungan untuk perbaikan?

Entahlah. Paling-paling yang diselenggarakan adalah perayaan seremonial formalitas yang mengusung spanduk SELAMAT TAHUN BARU 1433 H, keramaian lomba-lomba tertentu untuk menghibur diri atau ceramah secukupnya. Tahun baru Islam seringkali gagal menjadi tonggak perubahan. Seakan peristiwa paling bersejarah bagi umat Islam hilang begitu saja dari peredaran, momen hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah.

Bahasa Mandarin sebuah Harapan

Oleh: Aswandi

TIDAK sedikit bahasa di dunia saat ini mengalami kepunahan akibat tidak berfungsi (disfungsi) bahasa dalam kehidupan, dan bahasa sudah diyakini sangat sempurna dan tidak perlu dipelajari, diajarkan, dan diteliti lagi. Di saat sebuah bahasa mengalami kepunahan, bahasa lain mengalami kemajuan pesat, dan bahasa semakin memperkuat identitas atau jati diri, kekuatan baru sebuah bangsa, dan fungsi bahasa tidak sekadar alat komunikasi, melainkan berfungsi sebagai kekuatan berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kebudayaan, ekonomi, dan politik atau kekuasaan.

Peresmian Pusat Bahasa Mandarin Universitas Tanjungpura, Sabtu 26 November 2011 mendapat dukungan dari pemerintah kedua negara (Indonesia dan China) dan masyarakat Kalimantan Barat khususnya  mengingatkan penulis  saat mengikuti; “The 5th Confucius Intitutes Conference 2010” yang diikuti sebanyak 1.345 delegasi dari seluruh benua atau dunia, terdiri dari beberapa orang menteri, rektor, dekan, direktur Confucius Institute (Pusat Bahasa Mandarin), diplomat, profesor, pelaku bisnis, jurnalis dan sebagainya. Kesan mendalam penulis saat mengikuti konferensi dunia tersebut adalah semua orang di dunia ini ingin mempelajari bahasa mandarin. Bahasa Mandarin telah diyakini oleh mereka sebagai kunci pembuka dan/atau pintu masuk (entry point) ke dunia atau kehidupan baru. Bagi mereka yang memiliki kunci pembuka tersebut, akan memudahkan mereka dalam pergaulan atau persahabatan.dunia. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki kunci pembuka tersebut, akan mengalami kesulitan  memasuki pergaulan atau persahabatan global atau internasional.

DISCLAIMER

DISCLAIMER

I have the right to get any revenue from advertisers and links on this blog

Blog ini diperbolehkan memasang skrip iklan, dan saya berhak mendapatkan pemasiukan (revenue) dari sponsor yang dipasang linknya di sini, dan juga penghasilan lainnya dari link yang juga dicantumkan dalam blog ini

Friday, November 25, 2011

Keajaiban Salat Dhuha

Oleh :  Uti Konsen.U.M.

     Rasulullah saw bersabda, “Amal seseorang yang pertama kali diperhitungkan kelak di hari Kiamat adalah salat. Apabila sempurna salatnya maka berbahagialah orang itu dan bebas dari siksa. Namun sebaliknya apabila salatnya ternyata kurang baik dan rusak, maka celaka dan menyesallah orang itu. Jika kekurangan itu terdapat pada salat wajib, maka Allah akan memerintahkan malaikat agar meninjau salat sunnah yang ia kerjakan untuk menutup kekurangannya itu. Setelah selesai perhitungan ibadah salat,maka menyusullah amal-amal perbuatan yang lainnya.“ (HR. Turmuzi).

     Diantara salat sunat yang amat dianjurkan oleh Rasulullah untuk mengerjakannya selain salat Tahajjud, ialah salat duha yang mengandung  berbagai hikmah. Pertama, Salat dhuha adalah salat sunnah yang sangat hebat dan diakui keajaibannya dalam merangsang hati untuk senantiasa bisa merasakan dekat dengan Sang Maha Kuasa. Kedua, Menunaikan salat dhuha selain sebagai wujud kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya, juga sebagai perwujudan syukur dan takwa kepada Allah karena Allah Maha Bijaksana.

Wednesday, November 23, 2011

Paham Nasionalisme: Politik Pecah Belah

Oleh:  Sulaiman S.Sos

NASIONALISME adalah ikatan yang absurd, lemah, dan ikatan primitive yang mengikat manusia. Ikatan ini muncul ketika ada intervensi eksternal terhadap suatu komunitas tertentu, semisal pada suatu negara. Akibat intervensi ini, muncullah semangat untuk membela komunitasnya.

Ikatan nasionalisme ini bersifat temporal. Ketika, intervensi eksternal muncul, maka ikatan ini akan tumbuh. Namun ketika intervensi eksternal lenyap, maka ikatan ini pun akhirnya lenyap pula. Ikatan nasionalisme, muncul akibat rendahnya taraf berfikir manusia. Ia muncul sebagai bentuk perwujudan dari naluri mempertahankan diri pada manusia. Dalam dunia hewan ikatan semacam ini terlihat pada komunitas burung, kera dan binatang-binatang yang lain. Terus, apa bedanya manusia dengan binatang jika berpaham dengan nasionalisme ini.

Relasi Emosi Indonesia-Malaysia

TAK hanya di dunia nyata, lapangan bola, di dunia maya, media sosial, pendukung tim Garuda Muda dan Harimau Muda berseteru. Sebagai hiburan, tentu SEA Games ke-26 menarik karena pertemuan dua negara serumpun memantik emosi. Di facebook, warga dua negara mengganti foto profil dengan lambang garuda dan harimau kuning, dari kalangan biasa hingga elite.

Betapa, melalui Twitter, Novriantoni menyebut pertarungan akhir antara dua tim ini sebagai jihad besar bagi Indonesia. Khairy Jamaluddin, ketua pemuda UMNO, pun tak kalah bersemangatnya dengan menyuntik semangat warga jiran melalui Twitter-nya seraya mengolok-olok mungkin setelah kalah pada babak penentuan grup, #malaysiacheatlaser akan menjadi trending topic.  Namun, di dunia Twitter, trending topic dimenangkan #otw GBK dan

Monday, November 21, 2011

Menguji Kompetensi Guru

Oleh: Aswandi

MENGUJI kompetensi guru kembali dibicarakan dan dipertanyakan sekarang ini;(1)    Untuk apa kompetensi guru diuji saat ini; (2) untuk kepentingan siapa uji kompetensi guru tersebut, (3) kompetensi apa saja yang diujikan; (4) siapa yang memiliki kewenangan, memiliki kapasitas dan kredibilitas untuk menguji kompetensi guru, dan seterusnya.

Muhammad Nuh selaku Mendikbud menegaskan bahwa uji kompetensi guru penting untuk meningkatkan kualitas guru, faktanya masih banyak guru di negeri ini yang harus ditingkatkan kompetensinya secara terus menerus, tidak terkecuali mereka yang telah memegang sertifikat pendidik. Ketua PB PGRI Sulistiyo mengingatkan pemerintah yang akan melakukan uji kompetensi guru sebelum mengikuti PLPG, karena kebijakan tersebut tidak diatur dalam perundang-undangan dan akan menghambat guru lulus sertifikasi”, dikutip dari Kompas, Rabu, 16 Nopember 2011.

Friday, November 18, 2011

Berangkat Akhir, Pulang Awal

Oleh : dr. Soewarno

Kunjungan anggota Komisi VIII DPR ke tanah suci untuk meninjau pelaksanaan ibadah haji disuguhi pemandangan yang kurang sedap, diantaranya banyaknya jamaah haji dengan usia resiko tinggi (risti) yang meninggal dan dirawat di pusat layanan kesehatan. Anggota dewan lantas mengusulkan untuk menyetop pemberangkatan jemaah haji usia risti. Upaya anggota DPR tersebut, antara lain bakal ditempuh dengan mengubah UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji. Rencana perubahan UU itu ditarget mulai bergulir pada tahun 2013 (Pontianak  Post, tanggal 25 Oktober 2011).

Setidaknya ada empat penyakit yang dapat menyebabkan beresiko tinggi (beristi) yaitu hypertensi (tekanan darah tinggi ), diabetes mellitus (kencing manis), hyprecholesterol (kadar kolesterol tinggi ), dan kanker. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi terhadap alat-alat tubuh manusia, misalnya rusaknya ginjal, jantung dan hati yang dapat menimbulkan gangguan fungsi alat-alat bahkan dapat menyebabkan gagalnya fungsi alat-alat tersebut. Komplikasi dapat juga mengenai sistem peredaran darah, sistem susunan syaraf, dan bagian lain tubuh manusia. Manisfestasi penyakit-penyakit tersebut dapat berupa stroke, tidak sadar, bahkan kematian.

SEA Games Tumbuhkan Semangat Nasionalisme

Oleh: Syamsul Kurniawan


LUAR biasa! Demikianlah pendapat saya menyaksikan atsmosfer dukungan masyarakat Indonesia dalam perayaan pesta olahraga SEA Games XXVI belakangan ini. Besarnya dukungan masyarakat ini bisa kita lihat dari antusiasme masyarakat menyaksikan pertandingan demi pertandingan SEA Games yang digelar. Ini modal bagus di samping memacu semangat berprestasi para atlet Indonesia, perayaan pesta olahraga ini seolah-olah kembali membakar semangat nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia.

Contohnya yang menarik saya ulas dalam tulisan ini adalah, dalam cabang olahraga sepak bola. Kesuksesan Timnas U23 binaan pelatih Rahmad Darmawan menggulung lawan-lawan tandingnya sementara ini, saya kira juga disebabkan karena dukungan besar dari supporter Indonesia di stadion Gelora Bung Karno. Perasaan bangga sebagai warga negara Indonesia seolah-olah tumbuh terutama ketika mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pemain timnas U23 bersama-sama supporter dari Indonesia yang jumlahnya luar biasa memadati stadion Gelora Bung Karno sebelum pertandingan dimulai. Lagu Indonesia terdengar bergemuruh memadati isi stadion.

Thursday, November 17, 2011

Perilaku Pemimpin Sejati

Oleh :  Uti Konsen.U.M.
                   

    MALIK ASYTAR AL NAKHA’I adalah Panglima Perang dan sahabat baik Amirul al Mukminin. Bentuk tubuhnya tinggi besar, dan dalam setiap medan perang yang diterjuni  Malik Asytar selalu menunjukkan kejayaan yang membanggakan kaum Muslimin. Tapi dia bukanlah pemimpin yang suka pamer. Karena itu tak semua orang mengenal beliau.

    Pada suatu hari, ketika melintasi pasar di Kufah, Malik menarik banyak perhatian orang. Bukan saja karena bentuk tubuhnya yang tinggi besar , tapi juga karena jubah dan sorban yang dikenakannya tak lazim dipakai orang  disana. Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba ada lelaki  iseng melempar Malik dengan apel busuk. Tetapi Malik terus saja berjalan. Seorang lelaki lain yang melihat perlakuan itu menegur leleki iseng itu. “Tahukah kau bahwa lelaki yang kau lempar apel busuk itu Malik Asytar ,” tanya lelaki tersebut. “Malik Asytar sang pahlawan yang singa pun gentar melihatnya? Masya Allah!“ kilah lelaki iseng tadi seraya mengejar Malik. Tapi dia tidak berhasil menemukan orang yang dicarinya itu. Ketika selang beberapa waktu , Malik keluar dari sebuah masjid, lelaki itu melihat dan menemuinya. “Yang mulia, maafkanlah hamba. Tadi saya melempar Tuan dengan apel busuk. Betapa bodohnya saya. Tolong maafkanlah saya,“  ujar lelaki itu seraya berlutut. “Bangkitlah! Aku baru saja meminta ampunan Allah untuk kebodohanmu itu,“ jawab Malik sambil senyum.

Wednesday, November 16, 2011

Kemiskinan dan Kerusakan Ekologis

Oleh : Imansyah, ST, M.Eng.

Kemiskinan dan  kerusakan ekologis adalah sesuatu yang  sangat sulit dipisahkan. Kerusakan ekologis menyebabkan kemiskinan, sebaliknya kemiskinan menyebabkan semakin tingginya kerusakan ekologis, sehingga faktor ekologis merupakan salah satu faktor utama penyebab kemiskinan di Indonesia. Menurut pemimpin spiritual India Mahatma Gandhi pernah mengingatkan, bumi menyediakan cukup kebutuhan seluruh umat manusia, tapi tak akan pernah cukup untuk memenuhi keserakahan dan kerakusan seorang manusia.  Peringatan Mahatma Gandhi sangat relevan dengan situasi global, lebih-lebih saat ini. Kerakusan tidak hanya menciptakan kemiskinan bagi sesama manusia, tapi juga rusaknya keseimbangan alam. Keserakahan membuat alam dieksplorasi secara berlebihan, yang akan menimbulkan bencana. Alam hanya dilihat sebagai sumber financial semata, sedangkan sesungguhnya alam memiliki fungsi ekologis yang bernilai ekonomi tidak langsung yang mendukung nilai ekonomi secara langsung.  

Tuesday, November 15, 2011

Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI : Bagian Kedua dari Dua Tulisan

Oleh : Syarif Ibrahim Alqadrie

SELAMA lebih kurang 40 tahun sejak bangsa ini memilih Jalan Tengah, yang dirintis oleh Mayjen A.H. Nasution saat itu, jalan “kompromi” itu dimaksud untuk menjembatani persaingan ketat dalam politik praktis antara Legislatif/Parlemen dengan eksekutif/pemerintah. Namun, korporat militer ABRI memanfaatkan dan menggunakan ABRI untuk kepentingan politik dan ekonomi bagi penguasa dan korporatnya sendiri dengan mengenyamping kepentingan bangsa, negara dan rakyat dengan mengorbankan kepentingan yang  lebih besar lagi: kebenaran, keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.

Back to Basics dan Back to Barracks
Kebanggaan kita kepada ABRI dan militer Indonesia menjadi bertambah ketika rakyat progresif dan para akademisi kritis melancarkan kritisisme mulai pada awal tahun 1980-an mempertanyakan keabsahan Dwi Fungsi bagi kemungkinan lahirnya dan kelanggengan Negara Demokratis dan Masyarakat Madani. Atas tuntutan tersebut, corporate Militer dan ABRI menyambut baik dengan spontanitas koreksi dan tuntutan tersebut. Dengan serta merta para pimpinan tertinggi Militer dan para ideolognya menegaskan bahwa Militer ABRI akan mulai meninggalkan Dwi Fungsi dengan bersikap “kembali ke dasar-dasar perjuangan” (Back Basics).

Penerbitan SBU Sekarang & Mendatang

Oleh : Ir. Priyambodo

Bagi kontraktor ( pelaksana pekerjaan jasa konstruksi ) dan konsultan ( perencana dan pengawas jasa konstruksi ), SBU ( Sertifikat Badan Usaha )  itu  merupakan hal yang akrab bagi mereka. Karena tanpa SBU itu mereka tidak dapat menjalankan usahanya sebagai kontraktor ataupun konsultan. Masalahnya adalah SBU yang mereka pegang sekarang adalah produk Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi No. 11a tahun 2008 yang sebentar lagi tidak berlaku karena digantikan dengan Peraturan Menteri PU No. 10 tahun 2010. Apanya yang berubah ?

Kalau berdasarkan Perlem 11 a tahun 2008, pada dasarnya SBU itu diterbitkan oleh LPJK tapi dapat dilimpahkan kepada Assosiasi yang dinilai mampu sehingga diberi hak dan wewenang untuk menjalankan serifikasi secara mandiri meliputi validasi, verifikasi penilaian dan pemutus serta penerbitan SBU, atau disebut terakreditasi A. Terhadap SBU yang diterbitkan oleh Asosiasi yang terakreditasi A ini, LPJK tinggal melakukan registrasi, sehingga SBU yang diterbitkan berlaku di seluruh Indonesia. Asosiasi yang termasuk kelompok ini ada 10 Asosiasi : GAPENSI, GAPEKSINDO, GAPEKNAS, GABPEKNAS, AKAINDO, APBI, AKLI, ASPEKINDO, AABI DAN INKINDO.

Monday, November 14, 2011

Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI . Bagian Pertama dari Dua Tulisan.

Syarif Ibrahim Alqadrie

BHINNEKA Tunggal Ika (BTI) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai prinsip adalah dua entitas yang memiliki satu jiwa dan semangat yang tidak terpisahkan. Keduanya saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi. BTI sebagai prinsip, yang diwujudkan dalam suatu bentuk  semboyan (symbol) kenegaraan yang terletak pada kaki burung Garuda, menjiwai dan mendasari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebaliknya NKRI merupakan konsekuensi logis dan wujud konkrit dari prinsip BTI.
Karena kedudukan masing-masing, BTI dan NKRI menjadi dua entitas sangat penting dalam kehidupan negara, bangsa dan rakyat Indonesia. Peranan mereka tidak saja merupakan dua teknis atau cara dan sekaligus alat bagaimana rakyat dan negara di Republik ini, yang diwakili oleh pemerintah dan bangsa ini, dapat bersatu padu dan tidak bercerai-berai atas dasar fisik geografis dan kelompok etnis, agama dan asal usul keturunan yang berbeda-beda. Namun, kedua prinsip dan entitas ini juga menjadi sumber pemersatu dan strategi kebijakan dan perjuangan dalam menciptakan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan melalui persatuan dan kesatuan.

Sunday, November 13, 2011

Mempersoalkan IT pada Anak

Oleh: Aswandi

SAAT ini, kita hidup di era Information Technology (IT), ditandai; (1) tersedianya PC (Personal Computer) yang memadai di setiap rumah tangga, dan sekaligus semakin meningkat tingkat penduduk yang secara aktif menggunakan internet; (2) tradisi nonton televisi telah merambah di sebagian besar rumah kita tanpa terkendalikan; (3) fasilitas saluran telepon sebagai sarana dirasakan paling efektif dan efisien untuk melaksanakan berbagai program. Terbangun suatu keyakinan bahwa efektifitas dan efisiensi harus bersentuhan dengan IT, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang IT tidak dapat ditolak.

Saturday, November 12, 2011

Keadaan Bangsa Ini (-1-)

Pdt. Burtono Bulin, S.Th.,MM.,MA
 “Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini.” Demikianlah nast dalam  Amos 8:4.  Amos banyak berbicara tentang kepincangan-kepincangan kehidupan social politik Israel. KEADAAN Israel Utara pada tahun 750 sebelum Kristus, ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi bangsa Indonesia pada masa kini. Semua ini membuktikan bahwa generasi tertentu itu selalu lebih baik dari pada generasi yang lain, atau bangsa tertentu itu selalu lebih bersih dari pada bangsa-bangsa lain.
Oleh sebab itu, tidak tepatlah sikap pesimistis sementara orang, yang berkata bahwa hidup di zaman ”normal” atau dizaman ”orba” itu,  toh masih lebih baik daripada hidup di zaman ini.  Orang yang hanya teringat dan terikat pada kenangan manis di masa silamnya.  Tidak!  Tidak pernah ada zaman yang seluruhnya lebih baik atau lebih buruk daripada zaman-zaman yang lain. Setiap zaman mempunyai kesulitan-kesulitan dan sukses-sukses tersendiri.  Tidak ada zaman yang keseluruhannya ”normal”  atau seluruhnya ”abnormal”.  Karena itu, juga tidak tepat untuk mengatakan, bahwa hidup ”disana” itu lebih  enak daripada hidup ”di sini”.  Setiap bangsa  itu mempunyai persoalan dan kesulitan-kesulitannya sendiri-sendiri.  Bentuknya barangkali berbeda, tetapi hakekatnya  sebenarnya adalah sama saja.

Sepenuh Iman Menempuh Jalan Suci Yang Agung

Oleh Ws.Ir.Djohan Adjuan 

HIDUP di dalam Jalan Suci sebagaimana disuratkan di dalam Tengah Sempurna, itulah tujuan hidup yang dibawakan oleh Agama Khonghucu. Tiap insan adalah mengemban Firman yang dikaruniakan TIAN, dan Firman itulah menjadi watak sejatinya, yang menjadi harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Semuanya itu yang menjadikan manusia memiliki kekuatan, dan kemampuan untuk menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya dan mengamalkan sebaik-baiknnya dan juga menjadi kewajiban suci di dalam hidup yang harus dipertanggung jawabkan kepada TIAN Khaliknya, kepada sesama manusia, kepada sesama makhluk dan kepada Alam Lingkungan hidup yang mendukungnya. Maka hidup menempuh Jalan Suci menjadi kemuliaan manusia, yang boleh menerima berkah TIAN, membawakan kesejahteraan, persaudaraan dan kebahagiaan dalam hidup ini, baik jasmani maupun rohani, duniawi maupun surgawi. ’Jalan Suci TIAN menurunkan berkah atas kebaikan dan menghukum kejahatan’.(Shu Jing IV.III.II.3). ‘Menjunjung dan memuliakan Jalan Suci TIAN adalah cara melindungi dan melestarikan Firman TIAN yang dikaruniakan’. (Shu Jing IV.II.IV.9). Insan yang hidup di dalam Jalan Suci, ia bahagia di dalam TIAN YME dan mengerti akan FirmanNya (LE TIAN ZHI MING). Maka tiada sedih cemas. Ia selamat sentosa di tanahnya, sentosa di dalam kedudukannya dan murnilah Cinta Kasihnya. Maka benar-benar mampu mencintai. (Yi Jing Babaran Agung V:22).

Talenta: Dari Tuhan Untuk Sesama

Oleh: Fransiskus Yusuf

DALAM majalah Hidup edisi 11 September 2011, Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota mengatakan,”kemerdekaan adalah syarat mutlak untuk kita manusia  usahakan sebagai insan ciptaan Tuhan yang kaya akan potensi-potensi.’ Menurut beliau seringkali peristiwa traumatis dan kekhawatiran menghadapi masa depan  membuat manusia tidak mampu merdeka dalam menjalani hidup. Padahal dunia pada saat ini, penuh dengan kompetisi dan menuntut kita untuk bekerja secara maksimal. Akibatnya kita yang kurang bekerja dengan tekun dan bahkan cenderung untuk tidak mau mengolah potensi yang ada dalam diri akan tersingkir dari dunia ini. Jadi manusia harus selalu berusaha bertanggung jawab atas potensi-potensi yang telah diberikan Tuhan.

Tantangan Hidup Spiritual

Oleh : IB.HERI J

Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, Asubhe samavistam subhesvevavakarayet (Sarasamuscaya sloka 2). Artinya: Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk; leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu, demikianlah gunanya (pahalanya) menjadi manusia.

Pandangan Keliru

Oleh : Saiman, S.S

“Andhabhuto ayam loko  tanuk ettha  vipassati, sakunto  jalamutto va appo saggya  gacchati.” Arti: Dunia ini terselubung kegelapan dan hanya sedikit orang yang dapat melihat dengan jelas. Seperti burung-burung yang dapat melepaskan diri dari jaring, demikian juga hanya sedikit orang yang dapat pergi ke alam surga.” (Dhammapada  174)

PENGIKUT Buddha sering  memiliki pandangan keliru. Pandangan  keliru itu menyatakan bahwa menjadi pengikut Buddha adalah sulit,  tidak boleh membunuh nyamuk karena nanti bisa terlahir sebagai nyamuk. Pandangan keliru lain misalnya dalam tradisi  melepas burung atau melepas ikan  agar tidak terlahir kembali sebagai burung atau sebagai ikan. Mereka juga tidak melakukan pembunuhan pada semut karena takut terlahir sebagai semut. Pandangan seperti itu jelas merupakan pandangan-pandangan yang keliru. 

Thursday, November 10, 2011

Allah Menolongmu karena Kamu ber-Tahajjud

   Oleh : .Uti Konsen.U.M.

     Al Quran menjelaskan bahwa “ Al Mutahajjid “ – orang yang senantiasa mendirikan salat tahajjud - adalah mereka yang berhak memperoleh pertolongan dan kemurahan Allah serta rahmat-Nya. Bahkan juga Al Quran memberikan pujian kepada ahli tahajjud dan menjadikannya sebagai bagian dari para hamba Allah yang baik. Simak Al Furqan (25) : 63-64. Orang yang mendapat gelar ini di alam malakut, atas perintah Allah para malaikat akan menolongnya di dalam banyak masalah sulit yang dihadapinya. Misalnya Allah telah mengisyaratkan hal ini dalam Ash-Fushilat (41) : 30  “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Rabb kami ialah Allah ‘kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan ‘Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.‘”

Seratus Persen Orang Katolik Indonesia

Oleh : Leo Sutrisno

DIBERITAKAN bahwa tahun ini, 8 November 2011, pemerintah menganugerahi tujuh orang anak bangsa terbaik gelar pahlawan nasional. Mereka itu adalah:
1. Syafruddin Prawiranegara (Alm) Tokoh Pejuang dari Jawa Barat
2. KH Idham Chalid (Alm)Tokoh Pejuang dari Kalimantan Selatan
3. Prof Dr Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) (Alm) Tokoh Pejuang dari Sumatera Barat
4. Ki Sarmidi Mangunsarkoro (Alm) Tokoh Pejuang dari DIY Yogyakarta
5. I Gusti Ketut Pudja (Alm) Tokoh Pejuang Bali
6. Sri Susuhanan Pakubuwono X (Alm) Tokoh Pejuang Jawa Tengah
7. Ignatius Josep Kasimo Hendrowahoyono (Alm) Tokoh Pejuang asal Yogjakarta.
Bagi sebagian pembaca mungkin belum begitu mengenal tokoh pejuang yang ke-7, almarhum Ignatius Josep Kasimo Hendrowahoyono, yang biasa disapa  ‘Pak Kasimo’. Tulisan ini sedikit mengenalkannya yang didasarkan pada buku “Biografi I.J. Kasimo: Politik yang bermartabat”, karya J.B. Soedarmanta [Penerbit Buku Kompas, Mei 2011]. Pak Kasimo, secara singkat digambarkan oleh Chris Siner Key Timu [hal. 296] sebagai: seorang tokoh masyarakat,  seorang tokoh pergerakan, seorang eksponen angkatan ’28, dan seorang negarawan.

Tuesday, November 8, 2011

Hanya Sebatas Baliho Dan Spanduk

Oleh: Hendrasyah Putra

Dalam pengalaman saya ke setiap kota yang pernah saya kunjungi (Jakarta-Depok-Bandung-Solo-Pontianak-Sungai Raya-Mempawah-Singkawang-Sambas-Sanggau-Sekadau-Sintang), gerbang kota (biasa juga disebut tugu selamat datang) adalah hal yang pertama kali selalu menyambut saya.Selain menandakan batas wilayah, sekilas setiap gerbang kota yang berdiri kokoh dan cantik itu menggambarkan secara umum pengaruh budaya yang mengakar disetiap kota tersebut. Indah memang, dan seakan gerbang yang bagus itu juga menggambarkan kondisi kemajuan dan perkembengan penduduk kota tersebut.
Selain gerbang kota, ada lagi hal lain yang bagi saya cukup menarik ketika berkunjung ke kota-kota tadi.  Selogan kota adalah hal yang cukup menarik perhatian saya. Selogan BESTARI dan PERMAI misalkan, jika melihat selogan yang biasanya dituliskan dalam prasasti yang terdapat pada tugu kota itu seakan membuai kalbu, begitu indah, damai, tentram dan sejahtera kota-kota itu.

Peran Pemuda Masa Kini

Oleh Andika Pasti*

Tahun 1928  yang lalu, kalangan pemuda mencurahkan segala pikiran dan tenaga untuk mewujudkan persatuan. Mereka mengesampingkan perbedaan suku, warna kulit, dan agama, namun rajin menggelar pertemuan-pertemuan yang merisaukan penjajah Belanda. Dan tanggal 28 Oktober 1928, adalah puncak dari dambaan para pemuda itu, yang kemudian dikenal dengan “Sumpah Pemuda”.

Nah, bagaimana dengan situasi saat ini? Apa yang harus dilakukan kalangan pemuda?Yang utama, menurut hemat penulis adalah menjagadan mengisi persatuan dan kesatuan bangsa yang telah terwujud tersebut. Bahwa keberagaman etnis, agama, sebenarnya sebuah mozaik yang indah, kaya warna, penuh keberagaman dan perbedaan. Sehingga penting bagi kaum muda masa kini, untuk selalu  hidup berdampingan secara damai, rukun, harmonis dalam etnis, menghindari jebakan politik etnis, serta saling menghargai perbedaan yang ada.

Pembangunan Pendidikan Partisipaif Di Kalimantan Barat

Oleh : Dr. M. Rif’at Hamdy, staf pengajar Untan Pontianak

Jasa layanan pendidikan
Jasa layanan pendidikan adalah milik dan tanggungjawab semua pihak.         Program pendidikan sepatutnya diarahkan menuju kepada kemandirian pihak sekolah dan lembaga pendidikan lainnya (termasuk lembaga pendidikan luar sekolah).  Dalam model program seperti itu, keberadaan semua pihak merupakan suatu kepatutan sebagai penampung berbagai bentuk partsipasi masyarakat.  Semua program itu dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kepedulian warga sekolah,  meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah, dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.

    Selain itu, sistim pendidikan seharusnya memfasilitasi secara luas partisipasi masyarakat dalam rangka memahami keperluan akan sumber-sumber daya pendidikan.  Keterlibatan secara nyata semua warga sekolah dan masyarakat akan menciptakan transparansi dan demokrasi yang bertanggungjawab serta komunikatif.  Dalam keadaan seperti itu, sekolah akan lebih bertanggungjawab tentang mutu pendidikan, dan bertanggungjawab kepada semua pihak dalam rangka upaya melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.

Peran Tata Ruang dalam Perkembangan Kota

Oleh: Rosly Syamsurizal

Saat ini ahli-ahli perencanaan  kota sudah tersebar  hampir di seluruh wilayah Indonesia, baik yang bekerja di perusahaan konsultan teknik maupun bekerja di kantor Pemerintah Daerah, yaitu di Bappeda, PU, Dinas Tata Kota/Ruang. Dapat dikatakan sebagian besar  kota-kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil khususnya di lingkungan kantor pemda sudah memiliki tenaga ahli bidang perencanaan kota. Untuk  kota-kota yang belum memiliki biasanya pemda mengupayakan  dengan memfasilitasi  staf-staf dari disiplin ilmu yang terkait untuk mengambil program master di bidang  perencanaan kota.

Logikanya, seharusnya perkembangan kota-kota di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Namun pada kenyataannya bisa dilihat dan dirasakan seperti apa perkembangan kota-kota di  negeri ini. Persoalan perkembangan kota pada saat ini bukan hanya milik  kota-kota  metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan saja tetapi sudah menyusup ke kota-kota kecil hingga di luar Jawa. Perkembangan kota serta kondisi  lingkungannya  saat ini terlihat berjalan secara alamiah, apa adanya terkesan tidak ada sentuhan penataan yang baik.

Monday, November 7, 2011

Idul Adha dan Kerelaan Berkurban

Oleh : H Munawar M. Saad
Idul Adha juga disebut idul kurban. Mengapa disebut ibadah qurban, karena pada hari Idul Adha bagi umat Islam yang mampu diwajibkan menyembelih hewan kurban. Daging hewan kurban dibagikan kepada fakir miskin dengan harapan mereka pun turut menikmati lezatnya daging hewan yang barangkali jarang mereka jumpai pada hari-hari biasa. Perintah menyembelih hewan kurban merupakan simbol kepedulian sosial di tengah kehidupan bermasyarakat.

 Dengan Idul Adha, kita ingin mengembalikan pribadi yang kufur menjadi pribadi yang bersyukur, dari masyarakat yang biadab menjadi beradab, dari masyarakat zalim menjadi masyarakat yang adil. Dalam kesyukuran dan keadilan itu, Insya Allah nilai-nilai kemanusiaan dapat ditegakkan dengan sempurna, sehingga peradaban yang dibangun manusia merupakan berkah dari Allah SWT, dan bukan peradaban yang menghinakan manusia.

Sunday, November 6, 2011

Mengurbankan Ismail Kita

Oleh: Aswandi

KEMARIN dirayakan hari raya Idul Adha, sering disebut juga; Hari Raya Haji, dan Hari Raya Qu’ban.
Ibadah haji pada hakikatnya adalah proses evolusi manusia menuju Allah SWT, demonstrasi simbolik, petunjuk penciptaan, petunjuk sejarah, petunjuk persatuan, petunjuk ideologi Islam dan petunjuk umat.
Ibadah haji menjadi lambang perjalanan kita kembali kepada Allah SWT yang maha mutlak, tanpa batas, dan tanpa ada yang menyamaiNya.

Qurban adalah salah satu demonstrasi  simbolik dan menjadi bagian atau rangkaian penting  dari ibadah haji yang berawal dari dialog Ibrahim dan anaknya Ismail.Mengorbankan Ismail adalah awal ibadah haji, bukanlah akhirnya. Oleh karena itu yang kita rayakan hari ini adalah hari raya qurban, yakni hari dimana Allah SWT menanyakan dan menguji pengorbanan kita dalam menegakkan risalahNya, bukan hari raya kemenangan. Kita harus selalu siap berqurban demi tegaknya kebenaran, tidak harus menunggu saat kita menjadi jutawan, dan saat kita memegang jabatan atau memperoleh kekuasaan.

Makna Sosial Ibadah Haji

Oleh : Atang

Ibadah haji adalah salah satu bentuk ibadah yang memiliki makna multi aspek, ritual, individual, politik psikologis dan sosial. Dikatakan aspek ritual karena haji termasuk salah satu rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan setiap muslim bagi yang mampu (istitho'a), pelaksanaannya diatur secara jelas dalam Al Quran.
Haji sebagai ibadah individual, keberhasilan haji sangat ditentukan oleh kualitas pribadi tiap-tiap umat Islam dalam memahami aturan dan ketentuan dalam melaksanakan ibadah haji.

Haji juga termasuk bentuk ibadah politik, karena persiapan sampai  pelaksanaanya masih memerlukan partisipasi dari pihak lain (pemerintah). Sedangkan dari aspek  psikologis, ibadah haji berarti tiap-tiap jemaah harus memiliki kesiapan mental yang tangguh dalam menghadapi perbedaan suhu, cuaca (iklim), budaya daerah yang sangat berbeda dengan situasi (iklim) bangsa Indonesia. Yang tidak kalah pentingnya dari ibadah haji adalah makna sosial, yaitu bagaimana para jemaah haji memiliki pengetahuan, pemahaman mengaplikasikan pesan-pesan ajaran yang ada dalam  pelaksanaan ibadah haji ke dalam konteks kehidupan masyarakat.
      Barang siapa yang menjalankan ibadah haji hendaknya memahami dan mampu mengambil hikmah dari tiga peristiwa masa lalu (sejarah). Peristiwa pertama, pada bulan haji ini, secara serentak umat Islam dianjurkan melaksanakan sholat sunah Idul Adha di lapangan terbuka. Kekompakan itu melambangkan adanya pelajaran bagi umat Islam, baik yang melaksanakan ibadah haji maupun yang belum agar selalu menjalin dan menjaga persatuan dan kesatuan (ukhuwah)  diantara sesama manusia. Predikat haji yang diperoleh bukan untuk sarana

Kopi Pancong

Oleh : Bung Fajrin

Cong... cong... cong Kopi Pancong, tak beduet kopiku pancong...
Cong... cong... cong Kopi Pancong, mau iret kopinye pancong..
Itulah sepenggalan lirik dalam lagu yang sangat populer di kota Pontianak, lagu dengan judul Kopi Pancong ini mengangkat sebuah kebiasaan kalau tidak mau disebut tradisi dari sebuah masyarakat yang membangun wilayah ini sejak 240 tahun yang lalu. Aek Kopi, kuliner yang menjadi pemikat hari-hari di kota sebelah barat Kalimantan. Pemenuhan selera atas kebutuhan dahaga tak terlupakan.
Kopi Pancong, istilah ini dulunya sangat populer bagi masyarakat yang beraktivitas sehari-hari di pasar tradisional yang letaknya di jantung kota ini. Embun belum lama mengering, ketika para kuli-kuli yang bekerja memasuki sebuah kedai atau warung untuk menikmati  jajanan pasar serta secangkir kopi tentunya. Memesan segelas kopi di warung-warung pada pasar tradisional, berarti kita memesan segelas kopi yang mana bubuk minuman tersebut telah tersaring pada proses pembuatan pertama kali, kecuali yang kita pesan adalah kopi bubuk, maka pelayan akan memberikan kita segelas kopi lengkap dengan bubuknya. Tentu hal ini berbeda dengan kota-kota lain khususnya di Pulau Jawa.
Pada lirik lagu diatas, sangat jelas sekali bahwa penikmat kopi pancong merupakan golongan kelas menengah kebawah. Di Eropa lebih dikenal dengan masyarakat proletar, buruh-buruh pabrik yang bekerja pada Industrialisasi negara-negara maju di abad-abad ke 18. Kaum proletar di kota ini merupakan kaum yang bekerja pada bidang-bidang swasta, mulai dari pedagang kecil sampai pada buruh perusahaan kayu atau sawmil yang banyak tersebar di pinggiran kota Pontianak. Golongan inilah yang memiliki domain atas popularitas Kopi Pancong.
Pancong adalah istilah masyarakat setempat untuk menyebut nama lain dari memenggal. Jika digabungkan, maka Kopi Pancong merupakan Kopi setengah gelas dari biasanya. Tak hanya berlatar ekonomi, Kopi Pancong juga menjadi solusi alternatif atas Kepercayaan masyarakat terhadap datangnya Kemponan. Istilah yang satu ini sangat dikenal di kalangan masyarakat setempat. Kemponan merupakan kepercayaan akan datangnya bala jika seseorang yang ditawari minuman atau makanan dengan terang-terangan menolak tawaran tersebut. Biasanya untuk menghindari kemponan tersebut, suka atau tidak, seseorang harus mencicipi sedikit tawaran yang dimaksud, entah itu nasi atau kopi. Kepercayaan ini mendorong akan budaya silaturahmi untuk semakin ditingkatkan. Berangkat dari hal tersebut, maka tidaklah heran jika seorang teman di warung kopi akan menunda kepergiannya tatkala ditawari untuk mencicipi segelas kopi. Kebiasaan unik yang menurut kalangan ekspatriat dapat mengurangi efisiensi waktu dalam berproduktivitas.
Melihat kebelakang, Kopi merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan di Nusantara sejak beberapa abad  lalu. Biji Kopi juga menjadi salah satu primadona Kerajaan Belanda untuk memeras peluh para petani agar tetap menanam dan memproduksi kopi terbaik di dunia dan mengalirkan pundi-pundi Gulden ke Kocek para bangsawan di negeri kincir angin tersebut. Selanjutnya, minuman ini menjadi salah satu kebiasaan kaum inlander untuk sekedar melepas lelah setelah seharian bekerja.
Meminum Kopi bagi masyarakat Nusantara, seperti meminum secangkir teh bagi tiongkok, wine bagi Perancis atau vodka bagi Rusia. Walaupun para ahli medis terus mengingatkan pasiennya untuk mengurangi konsumsi minum kopi, tapi tetap saja kebiasaan ini berlangsung turun temurun. Bagi sebagian kalangan, mengonsumsi satu atau dua gelas kopi dalam sehari bukan lagi menjadi hal yang baru, bahkan telah menjadi kebiasaan yang terlestarikan. Di pesisir Barat Kalimantan, warung-warung kopi dapat dengan mudah ditemui. Tak ada aturan yang tegas dibuat oleh pemilik warung dalam memilih konsumen. Maka tak heran, jika kita beruntung bisa melihat seorang Pejabat Bupati atau Gubernur duduk di warung kopi langganannya. Bukan untuk mencari popularitas, namun lebih kepada keinginan untuk mencicipi tetes demi tetes dari secangkir kopi kesukaannya.
Lagi, Kopi Pancong tidak hanya mengandalkan latar ekonomi. Tapi jauh dibalik itu, sebuah ideologi telah berkembang dalam segelas minuman ini. Ideologi yang membebaskan rasa ketakutan untuk bertemu orang banyak. Ideologi yang mendorong akan kebebasan setiap individu untuk bisa menguasai satu meja tanpa bisa menguasai meja yang lain. Ideologi yang mengaburkan batas-batas keyakinan pada Tuhan antara kursi satu dengan yang lainnya pada sebuah meja di pojok warung. Ideologi yang mendorong silaturahmi antara pemuda inlander dan pemuda pesisir. Ideologi yang menghapus batas antara Bapak pejabat yang terhormat dengan rakyat jelata pengguna arloji berkarat. Ideologi yang diwariskan antara Bapak kepada Anak tanpa harus melaluinya di bangku-bangku sekolah filsafat. Ideologi yang mempopulerkan banyak produk, salah satunya adalah facebook ciptaan Mark Zuckerberg kepada generasi yang dulunya malang melintang di dunia Citizen Band.
Disinilah kekuatan dari segelas Kopi Pancong, proses transformasi ilmu dan pengetahuan dilakukan dibawah tekanan kemponan. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dari awam menjadi paham. Dan pada meja lain di warung tersebut, beberapa diantaranya berhasil membeli satu atau dua kapling tanah murah yang menurut rencananya kawasan tersebut akan menjadi kota satelit atau penopang bagi kawasan lainnya, lumayan buat investasi di masa depan.
Menemani segelas kopi pancong hari ini tak lagi dengan rokok kretek tanpa filter, hembusan asap dari mulut seorang penikmat kopi semakin membuat suasana warung semakin menggeliat. Harum dari sebatang rokok para cowboy pun dapat terasa disela-sela kegilaan menikmati tetesan kopi pancong. Dan tidak lagi kopi pancong disandingkan dengan kertas-kertas bekas bungkus rokok yang berisi coretan nomor-nomor cantik hasil mimpi janda tetangga sebelah yang sintal, namun hari ini cangkir itu ditemani karya terakhir dari Steven Jobs yang berupa perangkat elektronik bersegi dan memiliki fitur yang mampu memenuhi kebutuhan akan informasi masyarakat global.
Tapi Kopi Pancong tetaplah sederhana, sebagaimana bentuknya yang tak pernah berubah sejak kakek mengenal nenek dalam sebuah ta’aruf ala kadarnya lebih dari setengah abad yang lalu. Masih dengan gelas keramik ukiran seniman Tiongkok. Atau gelas kaca entah apa mereknya, namun rasa dan nikmatnya tak pernah surut ditelan zaman. Kata babe dulu, toke yang melayani mereka di masa Koes Plus sedang jaya-jayanya tak pernah berubah tampilannya. Masih seperti Bruce Lee, hanya  kini badannya telah berisi dan hari-harinya dilalui dengan membaca koran saja, sama seperti para Godfather di dunia Mafioso  ketika mereka telah menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Anak lelakinya.
Kopi Pancong, umumnya merupakan warisan kebiasaan yang diturunkan dari Ayah kepada Anak Lelakinya. Suka tidak suka, inilah yang membuat kopi pancong tetap digemari. Kebiasaan pada minggu-minggu pagi anak laki-laki menemani ayahnya ke warung kopi. Sebagaimana doktrin yang disampaikan guru TK kepada muridnya melalui lagu anak-anak yang liriknya berkata “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota, naik delman istimewa dimuka”. Di tambah lagi dengan perjanjian tak tertulis guru SD yang selalu mengajarkan bahwa “Budi membantu Ayah di Kebun, Ani membantu Ibu di Dapur.” Maka tak heran, Kopi Pancong menjadi ikon dari kebiasaan kaum laki-laki diluar rumah. Kebiasaan yang cenderung menghalalkan pandangan diskriminatif terhadap kaum perempuan di warung kopi. Inilah yang menjadi pembatas jelas atas alasan yang dipercaya sebagai takdir. Tuntutan  pendidikan dan karir yang diperjuangkan oleh RA. Kartini satu abad yang lalu telah berhasil membawa kaum perempuan untuk sederajat dengan laki-laki dalam semua bidang, namun hal itu belum berhasil membawa kederajatan itu diatas kursi-kursi plastik di warung kopi.
Inilah yang membuat Kopi Pancong semakin unik, seperti kita menikmati tetesan dalam tegukan yang belum juga usai. Ingin menambah segelas lagi, tapi waktunya untuk segera pulang. Tidak ingin seperti Bang Toyib yang tidak pulang-pulang, akhirnya sang istri pun menyusul dan ingin meradang, tapi apa daya alamat palsu yang dipegang, entah kemana lagi mencari abang yang tersayang. Tetesan kopi pancong pun berakhir dengan sukses, sebatang rokok lagi akan menemani dalam perjalanan pulang, sebuah doa pun dipanjatkan, semoga rakyat Libya dapat hidup sejahtera setelah tewasnya diktator dan revolusioner yang telah lama berkuasa, selamat jalan Raja Di Raja Afrika. Semoga di kehidupan kelak, namamu abadi dikenang sepanjang sejarah generasi bangsamu. Amin. **
* Penulis, seorang Blogger Yang Cinta Tanah Air dan Bangsanya.





Relevansi Pengembangan ADR di Indonesia

Oleh : Dr. HM Juliadi Razali, SH., S.Ip., MH

DATA pada Mahkamah Agung (MA) tahun 2009 sekurangnya menggambarkan  belum terpenuhinya rasio penyelesaian perkara sebagaimana diharapkan. Artinya terdapat kenyataan bahwa telah terjadi penumpukan penyelesaian perkara, atau dengan kata lain belum sesuai dengan target yang diharapkan. Fakta demikian juga paralel dengan makna belum terpenuhinya harapan yang tertera di dalam Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, agar proses peradilan dapat dilakukan secara sederhana, cepat dan biaya ringan. Belum terealisasikannya harapan terciptanya proses peradilan dilakukan secara sederhana, cepat dan biaya ringan, telah memunculkan sejumlah perkiraan adanya kompleksitas persoalan yang tidak sederhana. Demikian panjangnya prosedur yang harus dilalui oleh para pencari keadilan, yaitu tahapan banding, tahapan kasasi, dan tahapan peninjauan kembali merupakan persoalan tersendiri disamping adanya faktor kesengajaan untuk “mengulur-ulur” waktu yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berperkara.

Kelahiran Manusia ke 7 Milyar

Oleh : Drs. Hendry Jurnawan, SH.,SIP., MM

Danica May Camacho, putri pasangan Camille Dalura – Florante Camacho, dipilih secara simbolis oleh PBB sebagai warga dunia ke-7 miliar. Bayi perempuan ini lahir di Manila, Filipina pada Kamis, 31 Oktober 2011 lalu. Hari tujuh miliar ini merupakan program PBB untuk mengingatkan seluruh penduduk bumi bahwa planet yang mereka huni sudah berisi tujuh miliar orang.

Ada alasan yang logis, mengapa PBB telah memilih Asia sebagai tempat favorit untuk kelahiran manusia ini secara simbolik. Mungkin karena matahari terbit di sebelah timur, sehingga ibu-ibu  Asia memiliki kesempatan lebih dahulu untuk melahirkan bayi ke 7 milyar ini. Mengapa pilihan PBB tentang bayi yang akan disebut sebagai manusia ke tujuh milyar hanya bersifat simbolik. Adanya kesulitan dalam penentuan sesungguhnya siapa yang tepat ke 7 milyar, karena mengingat ribuan bayi dilahirkan setiap  jam dan akan mustahil untuk menentukan dengan tepat bayi mana yang berhak untuk mendapatkan gelar kehormatan tersebut.

Triwarta Sumpah Pemuda

Oleh : P Adrianus


Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,  Bangsa Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia Menjoenjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia

Itulah bunyi dari keseluruhan Sumpah Pemuda yang dibacakan di Jakarta, 28 Oktober 1928, 83 tahun yang lalu, sapa yang tak kenal? Memaknai peringatan Sumpah Pemuda yang ke – 83 tahun ini, penulis ingin mencoba menguraikan isi dari substansi Sumpah Pemuda tersebut. Ada dua kata yang menggelitik penulis yaitu mengaku dan menjunjung. Mengaku diikuti oleh bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia dan berbangsa yang satu yaitu Bangsa Indonesia. Sedangkan, menjunjung diikuti oleh kata bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Sehingga paling tidak ada tiga peringatan, yaitu peringatan akan kesatuan tanah air Indonesia, peringatan akan kesatuan bangsa Indonesia, dan mengangkat Bahasa Indonesia di atas tempat yang tinggi sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan di Indonesia.

Kemana “Ruh” Sumpah Pemuda?

Oleh: Syamsul Kurniawan

MENURUT sejarah pada tanggal 28  Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, Jakarta diselenggarakan Kongres Pemuda II. Pada penutupan Kongres II ini, selain diperdengarkan Lagu Indonesia Raya oleh WR  Supratman melalui gesekan biolanya, juga dibacakan rumusan hasil kongres tersebut yang selanjutnya disebut sumpah  pemuda yang merupakan sumpah setia para pemuda masa sulit itu. Sumpah Pemuda dikumandangkan oleh pemudi-pemuda karena keterkaitan yang erat secara batin memiliki Tanah air satu, ber Bahasa satu dan ber Bangsa satu yaitu Indonesia. Mengapa hal ini dapat terwujud? Tiada lain karena pemuda kita saat itu memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi kepada Bangsa dan Negara Republik Indonesia tanpa pretensi lain.

Namun, melihat rupa-rupa krisis yang dialami bangsa kita saat ini, muncul pertanyaan: apakah rasa tanggung jawab kebangsaan pemuda saat ini telah hilang?. Kemana “ruh” sumpah pemuda pada hari ini? Perhatikanlah bagaimana perayaan Hari Sumpah Pemuda diperingati, kebanyakan hanya seremonial belaka. Tidak memberi inspirasi bagi kemajuan seluruh rakyat. Para murid berkumpul di halaman sekolah, lalu seorang siswa membacakan butir-butir sumpah pemuda, diikuti seluruh yang hadir, kata sambutan dari pimpinan upacara, selesai. Itupun kalau ada. Padahal, kondisi pemahaman masyarakat termasuk pemuda kita dalam memaknai sumpah pemuda sudah demikian tergerus, sama halnya dengan nilai-nilai nasionalisme di kalangan pejabat/ pimpinan yang semakin memudar.

Quo Vadis Peran Pemuda?

Oleh : Agustinus Yan


TANGGAL 28 Okotober 2011, mengingatkan kita bahwa peristiwa Sumpah Pemuda sudah genap berusia 83 Tahun. Sejarah telah mencatat bahwa pencetusan tanggal 28 Oktober 1928 oleh beberapa puluh anak muda berikrar tentang bangsa dan tanah air yang satu dan tentang bahasa persatuan yang harus dijunjung. Peristiwa ini telah dijadikan simbol yang diperlukan bagi suatu tujuan tertentu yakni peneguhan integrasi nasional. Sumpah Pemuda merupakan bukti historis dan sebagai puncak pergumulan penentuan identitas keindonesiaan yang dirintis sejak awal berdirinya berbagai organisasi modern di Indonesia.
Sumpah Pemuda sejatinya dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Kramat Raya 106 Jakarta, dan merupakan manifestasi gemilang kalangan muda Indonesia masa lalu yang terdiri dari berbagai suku, agama dan daerah, guna menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Peserta Kongres bersejarah ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia inilah kongres pemuda melahirkan Sumpah Pemuda, dan menjadi momen penggalang persatuan dalam jiwa dan raga pemuda.

Bahasa Persatuan

Oleh:  Suryati B. Azharie  

Tujuh puluh tiga tahun sudah usia Sumpah Pemuda. Manusia dalam usia ini ada yang masih gagah, sigap, dan cekatan bagaikan usia empat puluhan. Namun kebanyakan orang yang dalam usia ini menampakkan ciri fisik bungkuk (agak), daya lihat dan daya dengar menurun, nafsu makan berkurang, dan berbagai penyakit melanda tubuh yang kian ringkih. Tampaknya bahasa persatuan, bahasa Indonesia, kini bagaikan manula yang rentan menghadapi berbagai penyakit. Pemakaian kata asing tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, penulisan kata yang melanggar kaidah, struktur kalimat yang sekehendak hati adalah contoh yang mengakibatkan bahasa Indonesia ringkih.

Bahasa persatuan dikukuhkan oleh pemuda yang mewakili berbagai suku bangsa di tanah air dalam rapat Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada tahun 1928. Para pemuda berikrar berbangsa satu bangsa Indonesa, bertanah air satu, tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda itu dikumandangkan jauh sebelum diproklamasikannya Indonesia sebagai negara merdeka oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Sarawak; Pesaing atau Peluang Bagi Kalbar?

Oleh : Ir. Aan M. Abdullah

Awal bulan ini, tepatnya tangal 9 Oktober 2011, pemerintah Negara bagian Sarawak Malaysia menyelenggarakan pameran dan promosi atau tepatnya “mencari investor” di A. Yani Mall, pusat pembelanjaan terbesar di Kalimantan Barat. Sebenarnya tidak terlalu menarik apa yang disajikan pihak penyelenggara pameran tersebut, tapi bila dicermati lebih mendalam apa yang telah dilakukan oleh Malaysia tersebut adalah sesuatu yang akan sangat memberi pengaruh terhadap pembangunan ekonomi di Kalimantan Barat kedepan.
Keberadaan Sarawak sebagai salah satu Negara Bagian terbesar di Malaysia telah mempersiapkan program jangka panjang yang disebut “Sarawak Score, Corridor Of Renewable Energy” yang dipersiapkan secara cermat dan sistematis oleh pemerintah Malaysia untuk diproyeksikan sebagai pusat pengembangan ekonomi di Malaysia pada tahun 2030. Sarawak Score ini menjadi salah satu kawasan yang harus diperhitungkan dalam pengembangan ekonomi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat. Dari satu sisi, pengembangan kawasan Sarawak Score ini, dalam keterkaitan regional antara Malaysia dan Indonesia dapat dipertimbangkan sebagai peluang dalam pengembangan ekonomi. Namun dari sisi persaingan pasar global, Sarawak Score melalui perencanaan yang komprehensif baik itu fisik, ekonomi, dan sosialnya, dapat menjadi salah satu pesaing terdekat bagi Indonesia khususnya bagi Kalimantan Barat.

Kasus Sedot Pulsa; Konflik Air Mata & Mata Air

Oleh : Lianto


Kasus hukum mirip Prita Mulyasari kembali terulang. Kali ini melanda Mohammad Feri Kuntoro (36), warga Matraman, yang nekad melaporkan provider berbagai content untuk telepon seluler ke Polda Metro Jaya. Feri adalah satu diantara jutaan pemakai telepon seluler yang merasa tercurangi oleh sebagian content provider (CP) yang bekerja sama dengan operator dengan modus penyedotan pulsa. Tindakan Feri selaku korban mendapat serangan balik dari Colibri Networks selaku CP. Feri diadukan telah melakukan tindak pidana pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik, pasal 311 KUHP tentang fitnah, dan pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan. Tampaknya, tidak lama lagi, pertarungan antara pencucur air mata (rakyat kecil) dan penimba mata air (kaum terpelajar, berduit, namun tak beretika) akan kembali terulang.
Akankah nasib buruk Prita yang divonis bersalah pada tingkat kasasi kembali menimpa Feri? Nasib Feri sangat tergantung pada sejauh mana rasa dan nilai keadilan dan kebenaran dalam diri para penegak hukum di negeri kita. Setiap manusia sejauh dia manusia pasti memiliki nilai dan rasa itu. Masalah apakah dia menjadi perhatian utama bergantung pada hierarki nilai dan kepentingan yang dianutnya. Menilik berita-berita tentang masalah penyedotan pulsa, tampaknya pihak CP berambisi untuk memberangus semua hambatan yang dapat mengancam kelangsungan bisnisnya. Menurut kuasa hukum CP terkait, pihaknya tidak akan melakukan upaya komunikasi untuk menjelaskan duduk permasalahan. “Tidak ada kata damai, masyarakat harus belajar dari kasus ini,” tegas kuasa hukum PT CN. Setidaknya dapat dikemukakan tiga kemungkinan latar belakang di balik “garang”-nya para pelaku usaha menuntut balik pelaporan dari pelanggan.

Anak, Sekolah dan Rasa Ingin Tahu

Oleh : Brigettia Dainty C.R. M.Psi


Sedikit kisah saya ini saya peroleh ketika saya bersama teman-teman mendapat kesempatan mengunjungi beberapa sekolah di kota Yogyakarta beberapa tahun yang lalu. Di antara beberapa sekolah yang saya kunjungi itu, ada sebuah sekolah yang cukup menarik bagi saya. Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi inspirasi bagi kita, yang kesehariannya berkutat dalam peran di dunia pendidikan sehari-hari di sekolah.

Sekolah yang saya kunjungi itu tidak begitu jauh letaknya dari pusat kota Yogyakarta. Letaknya berada di tengah-tengah lingkungan perumahan penduduk. Saat itu jalan untuk sampai ke sekolah hanya dapat ditempuh melalui jalan kaki atau kendaraan roda dua, sehingga saya dan teman-teman harus berjalan kaki dari jalan raya untuk sampai ke sekolah.

Pendidikan Paripurna dan Berkelanjutan

Oleh : dr. Soewarno

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut ada tiga jalur pendidikan yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pariwisata Berkelanjutan di Pontianak

Oleh : Ahmad s dZ

Ketika mendengar kata ‘pariwisata’ atau ‘wisata’. Apa yang pertama kali muncul di benak kita?  Apakah alamnya; tempat yang indah, pantai, pegunungan. Desa-desa, perkampungan atau kota. Peninggalannya; bangunan kuno, monumen, jalan bersejarah, alun-alun, museum. Atau masyarakat dengan budayanya, tradisi yang tetap dipelihara, makanan-minumannya yang khas, atau  suasana santai, rileks melepas kepenatan rutinitas. Dan bayangan mengemas barang-barang ke dalam tas, atau dengan pakaian kasual mengendong tas.  Atau terbayang akomodasinya; berapa lama, menginap dimana, transportasi apa yang nanti di gunakan. Sampai berapa biaya yang harus dipersiapkan.

Menurut  jenisnya,  Pariwisata terdapat beberapa klasifikasi. Di antaranya  Pariwisata Kota (City Tourism), dan Pariwisata Alternatif (Alternatif Tourism).  Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk melihat, mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan serta perwujudan budaya yang ada atau yang pernah ada di kota tersebut. Pengembangan kegiatan pariwisata dengan memanfaatkan daya tarik kota dimaksudkan untuk membantu menghidupkan perekonomian kota.  Salah satu elemen utama yang menarik pengunjung ke suatu kota adalah elemen primer yang mencakup bangunan sejarah dan landsekap, museum, galeri, kesenian, konser, eksebisi, konferensi, olahraga dan acara khusus.

Penyelesaian Tapal Batas Camar Bulan Secara Elegan

Oleh: Turiman Fachturahman Nur

PADA pasal 1 angka 6 UU No 43 Tahun 2008 menyatakan: “Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. Berdasarkan definisi Pasal 1 angka 6 UU No 43 Tahun 2008 bahwa batas wilayah negara di darat, adalah berada di Kecamatan, jika kita kaitkan dengan kasus Dusun Camar Bulan yang menjadi permasalahan saat ini, maka Dusun Camar Bulan adalah termasuk wilayah Kecamatan Paloh yang berada di Tanjung Datuk.
Persoalan timbul saat ini bahwa Malaysia mengklaim wilayah Camar Bulan adalah wilayah Malaysia dengan mendasarkan kepada MoU pada Tahun 1975 di Kinabalu (Malaysia) dan 1978 di Semarang (Indonesia) tentang hasil pengukuran bersama tanah tersebut. Namun MoU adalah bersifat sementara atau tidak tuntas atau bisa ditinjau lagi (modus vivendi). Jika berdasarkan fakta dan juga dokumen peta, maka MoU yang sifatnya sementara tersebut tidak sesuai dengan Peta Negara Malaysia dan Federated Malay State Survey Tahun 1935, sehingga Indonesia dirugikan 1.449 Ha dan juga bertentangan dengan Pemetaan Kapal pemetaan Belanda van Doorn Tahun 1905 dan 1906 serta Peta Sambas Borneo (N 120-E1098/40 Greenwid, tetapi kemudian Malaysia buru-buru memasukkan Outstanding Boundary Problems (OPB) Camar Bulan kedalam Peta Kampung Serabang, Serawak, Malaysia, ada apa dengan trik ini?

Air Mata Sang Haji

Oleh: Siti Rodhasah 

Tahun lalu saya turut hadir mengantar orang yang akan berangkat ibadah haji. Pada hari itu diadakan semacam proses pelepasan mirip seperti melepas seseorang yang meninggal dunia. Mengapa demikian, sebab ada tangis dan air mata di sana. Air mata dari orang yang melepas dan air mata dari sang calon haji sendiri. Doa-doa pelepasan yang dibacakan disertai sebutan asma Allah menambah bulu kuduk saya berdiri. Rasa haru pun menyelimuti. Benar-benar mirip dengan  melepas kepergian jenazah, pikir saya.

Mengapa harus ada tangis dan air mata pada saat seseorang berangkat untuk beribadah haji? Bukankah ia hanya akan pergi sesaat untuk beribadah menunaikan panggilan Allah, Tuhan Penguasa Alam. Mengapa harus disedihkan? Pendapat sederhana seorang teman mengenai hal itu, orang pergi haji laksana orang meninggal dunia. Orang berangkat pergi haji, walau untuk beribadah beberapa saat untuk menghadap panggilan Allah. Hal ini persis seperti orang meninggal dunia yang pada hakikatnya juga dipanggil Allah. Jadi pada peristiwa berangkat haji dan wafatnya seseorang terdapat satu situasi yang kurang lebih sama; adanya perpisahan. Alhasil, tangis, air mata, dan rasa haru pasti hadir pada tiap-tiap perpisahan.

“Ekstasi” Membaca Al Quran

Oleh :  Uti Konsen.U.M.

     Orang – orang saleh zaman dahulu, tidak pernah melewatkan hari-hari mereka tanpa membaca atau menyimak Al Quran. Mayoritas meraka membaca Al Quran sambil melihat mushaf. Mereka, kilah .Abd Al –Wahhab Al Sya’rani, penulis buku 99 Akhlak Sufi,  tidak ingin sehari pun tanpa memandang mushaf agung Al Quran. Salah satu contoh, sebagian ahli fiqh Mesir mendatangi Imam A-Syafi’i  RA pada saat menjelang subuh. Sementara itu, dihadapan beliau ada sebuah mushaf yang sedang dibaca.  As-Syafe’i berkata kepada mereka, “Kamu sekalian telah disibukkan oleh fiqih sehingga jarang membaca Al Quran. Sungguh, aku selalu menghadirkan Al Quran dihadapanku setelah salat Isya, lalu aku membacanya dan tidak menutupnya sebelum waktu subuh tiba.“

     Abu Sulaiman Al Darani berkata,  “Aku selalu membaca Al Quran setiap malam. Suatu ketika, aku membaca satu ayat Al Quran secara berulang-ulang dan baru melanjutkan pembacaan ayat berikutnya setelah lima malam. Aku tidak mau melanjutkan karena diriku belum sepenuhnya memahami ayat itu. Namun, hal yang membuat diriku terhenti di ayat tersebut adalah aku belum mempu mengamalkan isinya dengan baik.“

Kepiting Jepit Menjepit, Berang-Berang yang Punya

Oleh : Andika Pasti

Kepiting adalah binatang yang hidup di sungai atau danau dengan ciri khasnya memiliki dua buah jepitan di kiri kanan badannya. Kedua jepitan itu dipergunakan untuk menangkap mangsanya lalu dimakan. Sementara berang-berang adalah binatang yang juga hidup dan tinggal di sekitar sungai atau danau. Binatang ini biasanya selalu bergerombol dengan makanan kesukaannya yakni ikan dan tentu saja kepiting.

Penulis sengaja mengambil dari kiasan “Kepiting Jepit Menjepit, Berang-Berang yang Punya” ini demi kampung-kampung nun jauh di pedalaman, dengan maksud untuk menjelaskan, betapa ketika masyarakat kecil yang hidupnya selalu berkonflik, maka akan dengan mudah dikalahkan oleh para pemilik modal atau para pihak yang memiliki kepentingan dalam menggalakkan “pembangunan”. Masyarakat kecil di kampung kemudian hanya akan menanggung bencana dan duka lara, sementara para pihak yang “berkepentingan” itu semakin kaya raya.

Strategi Pengembangan Pendidikan Islam Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Oleh : Budiyono*

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proes-proses pemberdayaannya.

Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Dalam konteks tersebut, maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini, sudah tentu tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai bangsa-bangsa di berbagai belahan bumi ini, telah merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun diketahui bahwa kemajuan yang dicapai dunia pendidikan selalu di bawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan.

Membangun Sinergi antara Tenaga Ahli DPRD

Oleh : Turiman Fachturahman Nur

ADA paradigma baru ketika DPRD memasuki era baru dengan ditetapkannya UU No. 27/2009 dan PP No.16/2010 yang memberikan “jatah” tenaga ahli, kelompok pakar, dan tim ahli kepada DPRD. Sejak lama disadari bahwa DPRD seharusnya memiliki penasihat sekaligus pendamping dalam melaksanakan fungsinya sebagai representasi rakyat pemilih (voters). Namun baru dalam UU 27 dan PP 16 ini, hal tersebut dinyatakan secara eksplisit. Terkait dengan pendamping dan penasihat tersebut, sesunggguhnya apakah perbedaan dari ketiga jenis ahli ini sehingga dibedakan dalam peraturan perundangan?

Perbedaan Tim Ahli dan Kelompok Pakar/Tim Ahli, jika kita mengacu pada UU  diatas, maka dapat diuraikan beberapa perbedaan yang mendasar, yakni: Tenaga ahli ditempatkan di fraksi, sementara kelompok pakar/tim ahli di alat kelengkapan DPRD. Oleh karena fraksi bukan alat kelengkapan DPRD, meskipun sarana dan anggarannya disediakan oleh Sekretariat DPRD, maka diskusi dan iklim yang tumbuh berkembang di dalamnya ada politik. Sehingga, seorang tenaga ahli diharapkan bisa membantu dalam konteks kepentingan politik partai pembentuk fraksi tersebut.

Kota Berbasis Angkutan Publik dan Green City

Oleh : Said B

Kota Pontianak, kota dengan jumlah jumlah kendaraan penumpang atau pribadi kurang lebih sebesar 30.000 kendaraan dan jumlah sepeda motor kurang lebih 300.000 ribu menghadapi permasalahan kemacetan lebih cepat dari yang diperkirakan sebagian dari kita. Meskipun ada pejabat daerah yang mengatakan bahwa kemacetan di kota Pontianak hanya terjadi dalam waktu singkat, yaitu pada jam-jam puncak kemacetan (peak hour) yaitu jam berangkat sekolah atau kerja atau jam pulang sekolah, namun kemacetan semakin meneror warga yang ingin melakukan perjalanan pada ruas jalan utama dan tidak hanya pada jam-jam sibuk.

Berbasis Angkutan Publik
Pada kasus kota kelas menengah dengan penduduk terus bertambah seperti kota Pontianak, pertumbuhan penduduk dan pertambahan kepemilikan kendaraan biasanya tidak diantisipasi dengan langkah-langkah strategis sampai kota mengalami kemacetan parah dan memerlukan penanganan yang luar biasa sulit. Hal ini dibuktikan dengan kesemrawutan beberapa kota di Pulau Jawa (Bogor, Bandung), terutama yang dengan faktor penyebab kemacetan adalah pertumbuhan pesat kepemilikan kendaraan disertai dengan jumlah angkutan kota (angkot)  yang juga besar. 

Memaklumi Perbedaan Lebaran

Oleh : Rasmi Sattar

Perbedaan melaksanakan lebaran Idul Fitri di negeri kita memang sudah sering terjadi. Perbedaan tersebut belum bisa diatasi. Penyebabnya karena kelompok yang berbeda ini memang masing-masing memiliki dasar dalam menentukan hari lebaran. Muhammadiyah berdasarkan hisab (perhitungan) wujudul hilal, artinya keberadaan hilal dianggap sudah ada walau hanya beberapa saat di ufuk, maka ditetapkanlah sebagai satu Syawal. Sementara Pemerintah dan umat Islam lain berdasarkan hisab dan rukyat, artinya perhitungan dan penglihatan bulan.
Tentu saja adanya perbedaan yang terjadi seperti lebaran Idul Fitri yang lalu, dimana ada yang lebaran hari Selasa 30 Agustus , dan hari Rabu 31 Agustus 2011 menimbulkan kebingungan dan kepanikan di kalangan umat. Bahkan ada yang menyesalkan sikap Pemerintah agak lambat memberi keputusan, karena dikaitkan kegalauannya dengan persiapan lebaran dalam penyiapan makanan seperti paklau dan ketupat serta daging gulai sudah telanjur dimasak. Sementara itu ada pula yang sudah menyiapkan beberapa macam kue di ruang tamu, seperti lapis legit dan lapis belacan.