Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, November 28, 2011

Bahasa Mandarin sebuah Harapan

Oleh: Aswandi

TIDAK sedikit bahasa di dunia saat ini mengalami kepunahan akibat tidak berfungsi (disfungsi) bahasa dalam kehidupan, dan bahasa sudah diyakini sangat sempurna dan tidak perlu dipelajari, diajarkan, dan diteliti lagi. Di saat sebuah bahasa mengalami kepunahan, bahasa lain mengalami kemajuan pesat, dan bahasa semakin memperkuat identitas atau jati diri, kekuatan baru sebuah bangsa, dan fungsi bahasa tidak sekadar alat komunikasi, melainkan berfungsi sebagai kekuatan berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kebudayaan, ekonomi, dan politik atau kekuasaan.

Peresmian Pusat Bahasa Mandarin Universitas Tanjungpura, Sabtu 26 November 2011 mendapat dukungan dari pemerintah kedua negara (Indonesia dan China) dan masyarakat Kalimantan Barat khususnya  mengingatkan penulis  saat mengikuti; “The 5th Confucius Intitutes Conference 2010” yang diikuti sebanyak 1.345 delegasi dari seluruh benua atau dunia, terdiri dari beberapa orang menteri, rektor, dekan, direktur Confucius Institute (Pusat Bahasa Mandarin), diplomat, profesor, pelaku bisnis, jurnalis dan sebagainya. Kesan mendalam penulis saat mengikuti konferensi dunia tersebut adalah semua orang di dunia ini ingin mempelajari bahasa mandarin. Bahasa Mandarin telah diyakini oleh mereka sebagai kunci pembuka dan/atau pintu masuk (entry point) ke dunia atau kehidupan baru. Bagi mereka yang memiliki kunci pembuka tersebut, akan memudahkan mereka dalam pergaulan atau persahabatan.dunia. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki kunci pembuka tersebut, akan mengalami kesulitan  memasuki pergaulan atau persahabatan global atau internasional.

Pengalaman mengikuti konfrensi bahasa mandarin se dunia ini dan pengalaman saat mempersiapkan Pusat Bahasa Mandarin Universitas Tanjungpura memberi kesan lebih mendalam akan pentingnya bahasa mandarin. Informasi perkembangan pesat bahasa mandarin telah lama disampaikan oleh Samuel Hatington dalam bukunya “Benturan Peradaban” dan John Naitbit dalam bukunya “Megatrent Asia”. Perkembangan bahasa mandarin mengalahkan bahasa-bahasa dunia lainnya.

Bahasa mandarin secara nyata telah menjadi kekuatan ekonomi, budaya, dan kekuatan-kekuatan lainnya yang memberi peluang dan kesempatan yang besar dalam pergaulan internasional dengan sifat “sofl Policy”-nya.
Satu ringkasan eksekutif penting yang dihasilkan dari konfrensi dan kegiatan bersama  memperkuat asumsi di atas, yakni sebagai berikut: (1) friendship is business, and business is friendship; dan (2) Language and culture Chine is very important, and than we have to relationship with Chine”. Diperkuat lagi dari kutipan sebuah buku berjudul “The Wold is Plate” yang menyatakan bahwa; “sekitar tiga milyar orang Asia sudah masuk tatanan ekonomi dunia, American dan orang Erofah tidak berani lagi mengklim dirinya sebagai negara super power dunia.

Liu Yandong (2010) selaku Keynote Speecher pada konfrensi Bahasa Mandarin di Beijing tersebut dalam makalahnya berjudul “Working Together Towards the Sustainable Development of Confucius Institutes” menggambarkan pesatnya perkembangan bahasa mandarin; (1) Pusat Bahasa Mandarin atau Confucius Institute berkembang pesat, hingga tahun ini tercatat; 322 Confucius Institutes (CI) atau Pusat Bahasa Mandarin, 369 Confucius Classroom atau Kelas Bahasa Mandarin di 96 negara dan pada tahun ini saja berdiri 40 Confusius Institutes dan 97 Confucius Classrooms; (2) guru bahasa mandarin yang berkualitas dan professional tersebar di berbagai negara; (3) menyediakan dan mengembangkan materi pembelajaran; (4) membangun kemitraan antara universitas yang ada di negeri China dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia, diantaranya perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Terdapat 6 perguruan tinggi di Indonessia yang dipercaya oleh pemerintah Indonesia dan RRC untuk mendirikan Pusat Bahasa Mandarin, yakni Universitas Tanjungpura, Universitas Hasanuddin, UNESA Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Maranata Bandung, dan Universitas Al-Azhar Jakarta.

Agar pusat bahasa mandarin tetap bersenimbangunan, maka; (1) harus terjadi dialog dan saling tukar peradaban termasuk di dalamnya kebudayaan sesama anggota atas dasar toleransi dan harmonis; (2) kerjasama yang saling menguntungkan. Sebagai sebuah bangsa (Indonesia dan RRC)  harus menyadari pentingnya kerjasama atau tidak boleh terisolir dari bangsa-bangsa  lain di dunia; (3) kerjasama yang baik antar negara berdampak pada keberlanjutan bahasa mandarin dan kelembagaannya. Pusat Bahasa Mandarin adalah pintu penting untuk memajukan pendidikan dan pergaulan internasional.

Upaya konkrit  untuk memperkuat berkembangnya Pusat Bahasa Mandarin (PBM)  secara berkelanjutan disarankan; (1) harus inovatif, terintegrasi dengan masyarakat local, dan membangun persaudaraan dengan semua orang dalam suatu pengertian Pusat Bahasa Mandarin harus mampu beradaptasi dengan situasi local dan kebutuhan actual; (2) harus memfokuskan diri terhadap kualitas, terutama kualitas guru dan manajemen secara berkelanjutan, menyediakan buku teks, dan metodelogi pembelajaran; (3) selalu meningkatkan kapabilitas untuk perbaikan pelayanan, (4) membangun sinergitas sesama stakeholder, dan mengembangkan partisipasi sosial sebagaimana terungkap dalam sebuah kalimat bijak; “Boson friends know no distance and neighbors remain regardless of thousands of miles”

Mulai tahun 2012 ini beberapa kesepakatan telah diambil antara Universitas Tanjungpura dan Quangxi University for Nationalities of China, baik program yang berkaitan dengan penguatan kelembagaan Pusat Bahasa Mandaarin dan Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin FKIP Untan, diantaranya; (1) Memberikan beasiswa kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin FKIP Untan yang telah menempuh pendidikan selama 3 tahun atau 6 semester untuk melanjutkan atau menyelesaikan studi strata sarjana selama 1 tahun atau 2 semeter di Quangxy University; (2) Mahasiswa program studi Pendidikan  Bahasa  Mandarin yang telah menempuh studi selama 3 tahun, berprestasi, dan dipersiapkan menjadi dosen, maka kepadanya diberikan beasiswa untuk melanjutkan S2 (Magister) selama 2 tahun di Quangxy University; (3) Pertukaran mahasiswa dan memberi kesempatan kepada dosen Untan untuk memperdalam bahasa mandarin, seperti mengikuti workshop, seminar, konferensi dan pelatihan lainnya, dan menjadi dosen bidang studi Bahasa Indonesia di Quangxy University;

(4) Quangxy University akan membantu mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa mandarin di Untan melalui kegiatan penyempurnaan kurikulum dan mengirim beberapa orang dosennya untuk mengajar bahasa mandarin di Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin FKIP Untan; (5) Quangxy University akan menyumbang buku atau referensi; (6) Quangxy University akan mengembangkan profesionalitas dosen bahasa mandarin; (5) Disamping program bidang pendidikan, pemerintah China melalui Hanban dan Quangxy University akan memberikan dukungan terhadap pengembangan bidang kebudayaan antara dua negara, seperti festival musik dan seni, lomba melukis dan kaligrafi, festival kue, dan program kebudayaan lainnya. 
(Penulis, Dosen FKIP Untan)

No comments:

Post a Comment