Rasulullah saw mengingatkan, “Sungguh salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat isya dan salat subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak “ (HR.Bukhari Muslim). Menurut riwayat Ubai bin Ka’ab, Rasulullah saw menyampaikan hadis di atas dihadapan sejumlah sahabat ketika menanyakan seorang jamaahnya yang tidak terlihat dalah salat subuh berkali-kali.
“Orang yang mengaku beriman tidak perlu sulit-sulit mengetahui kadar keimanannya, ia cukup mengukurnya dengan salat subuh, untuk mengetahui apakah dirinya termasuk jujur dalam beriman ataukah berdusta,apakah ia beriman di atas keikhlasan ataukah riya. Sebab Nabi saw bersabda, “Batas antara kita dengan orang-orang munfik adalah menghadiri salat Isyak dan subuh, sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua salat tersebut “ (Hr.Imam Malik). (Buku Keajabian Sholat Subuh oleh ‘Imad ‘Ali ‘Absus Sami’ Husain). Ibnu Umar berkata, “Apabila kami kehilangan seseorang dalam salat subuh dan isya,kami berprasangka tidak baik kepadanya “ (HR.Muslim).
Waktu pagi adalah karunia Allah yang mengandung manfaat berlipat. Waktu mendekati fajar adalah waktu dibukanya pintu-pintu langit dan Allah turun menemui hamba-Nya. Sampai-sampai Rasulullah saw sendiri telah berdoa memohon keberkahan untuk umatnya di waktu pagi. “Ya Allah berkahilah umatku pada waktu pagi mereka “ (HR. Abu Daud dan Turmuzi). Lukmanul Hakim, ahli hikmaah, yang namanya dicantumkan Allah dalam Al Quran menesehati anaknya, dan tentunya juga untuk kita semua “Wahai anakku, jangan sampai ayam jantan itu lebih pandai darimu. Ia berkokok pada waktu sahur,sedangkan kamu masih terlelap tidur. “ ”Dibalik pelaksanan dua rakaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi saw berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat salat subuh dalam penaklukkan benteng Tastar. “Tragedi“ ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya“ (Buku Misteri Shalat Subuh oleh Dr.Ragdhib As-Sirjani).
Sebuah atsar yang sangat indah yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA, bahwasanya ia pernah bertanya kepada seseorang tentang keterlambatannya dalam menunaikan salat subuh secara berjamaah. Diketahui bahwa keterlambatan orang tadi disebabkan karena ia menunaikan qiyamul lail semalam suntuk, namun ketika tiba waktu salat subuh ia pun tertidur. Amirul Mukminin lalu berkata, “Sungguh, aku bisa melaksanakan salat subuh secara berjamaah, itu lebih aku sukai daripada salat malam semalam suntuk“ (HR.Imam Malik)
Diantara samudera keistimewaan salat subuh berjemaah. Pertama, seperti ditegaskan Allah “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat “ (Al Isra’ (17 ) : 78). Ada yang mengatakan bahwa salat subuh disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang. Dasarnya hadis Nabi saw, “Malaikat malam dan malaikat siang mendatangi kalian secara bergiliran. Mereka berkumpul pada waktu salat subuh dan salat asar. Kemudian malaikat yang menyertai kalian pada malam hari ke langit. Rabb mereka bertanya kepada mereka, dan Dia lebih tahu tentang kondisi para hamba, ‘Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan salat, dan kami pun mendatangi mereka ketika dalam keadaan salat ‘” (HR.Bukhari – Muslim). Kedua, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan salat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminan-Nya dari kalian dengan sebab apapun. Karena, siapapun yang Allah cabut jaminan-Nya darinya dengan sebab apapun, pasti akan tercabut. Kemudian Allah akan telungkupkan wajahnya dalam neraka jahanam “ (HR.Muslim). Ketiga, sebagai faktor dilapangkannya rezeki. Satu waktu, usai salat subuh ketika Nabi saw, sampain di rumah, beliau melihat putrinya Fathimah sedang tidur. Maka beliau pun membangunkannya dengan santun, “Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabbmu, karena Dia membagi-bagikan rezeki para hamba antara salat subuh dan terbitbnya matahari “ (HR.Baihaqi). Satu saat Fathimah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai ayah, kenapa orang yang bangun kesiangan juga memperoleh rezeki yang banyak? “ Rasulullah saw menjawab, “Benar, tapi rezekinya sama dengan rezeki orang kafir, tidak ada berkah.“
Ibnul Qayyim bertutur, “Tidur di waktu subuh itu menghalangi datangnya rezeki, karena waktu itu adalah saat yang tepat bagi makhluk itu meminta rezekinya, dan waktu itu adalah saat pembagian rezeki. Tidurnya seseorang akan menghalangi tersampaikannya rezeki kepadanya, kecuali bila tidurnya itu disebabkan oleh halangan syar’i atau keadaan darurat. Tidur pada waktu itu tanpa ada uzur sangat buruk dampaknya. Abdullah bin Abbas RA pernah melihat seorang anaknya tidur di waktu subuh, maka ia langsung menghardik ‘Bangun kamu! Apakah kamu tidur pada saat dibagikan rezeki?” Salat malam pahalanya sangat agung. Namun Rasulullah SAW menyamakan nilainya dengan salat subuh secara berjemaah. Padahal rekaat dan waktu salat subuh sangat terbatas. Inilah salah satu kemuliaan salat subuh. Wallahualam. **
No comments:
Post a Comment