Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, November 6, 2011

Pariwisata Berkelanjutan di Pontianak

Oleh : Ahmad s dZ

Ketika mendengar kata ‘pariwisata’ atau ‘wisata’. Apa yang pertama kali muncul di benak kita?  Apakah alamnya; tempat yang indah, pantai, pegunungan. Desa-desa, perkampungan atau kota. Peninggalannya; bangunan kuno, monumen, jalan bersejarah, alun-alun, museum. Atau masyarakat dengan budayanya, tradisi yang tetap dipelihara, makanan-minumannya yang khas, atau  suasana santai, rileks melepas kepenatan rutinitas. Dan bayangan mengemas barang-barang ke dalam tas, atau dengan pakaian kasual mengendong tas.  Atau terbayang akomodasinya; berapa lama, menginap dimana, transportasi apa yang nanti di gunakan. Sampai berapa biaya yang harus dipersiapkan.

Menurut  jenisnya,  Pariwisata terdapat beberapa klasifikasi. Di antaranya  Pariwisata Kota (City Tourism), dan Pariwisata Alternatif (Alternatif Tourism).  Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk melihat, mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan serta perwujudan budaya yang ada atau yang pernah ada di kota tersebut. Pengembangan kegiatan pariwisata dengan memanfaatkan daya tarik kota dimaksudkan untuk membantu menghidupkan perekonomian kota.  Salah satu elemen utama yang menarik pengunjung ke suatu kota adalah elemen primer yang mencakup bangunan sejarah dan landsekap, museum, galeri, kesenian, konser, eksebisi, konferensi, olahraga dan acara khusus.

Berkenaan dengan itu salah satu elemen yang dimiliki kota Pontianak adalah terdapatnya bangunan-bangunan bersejarah dan memiliki nilai serta ciri khas. Seperti Keraton Kadariah, Mesjid Jami, Mesjid Jihad, Gereja Katedral, Kawasan Pasar Kapuas Besar, Tugu Khatulistiwa, Kantor Pos Lama, Replika Rumah Betang. Juga kawasan Tanjung Hulu, kawasan jalan Tanjungpura ‘yang dahulu terkenal dengan ‘WOW STREET’, jalan Gajahmada sebagai kawasan yang menyimpan bangunan tua serta fenomena yang ada di sepanjang kedua sisi jalan serta dalamnya,  kawasan sepanjang sungai kapuas kecil dengan gertak panjangnya, yang menyimpan sejarah serta beberapa yang lainnya.

Tempat-tempat tersebut sebagai satu bagian yang utuh dalam suatu elemen kawasan yang mencerminkan sejarah berkembangnya kota Pontianak. Hal ini kemudian dapat dioptimalkan untuk pengembangan kawasan-kawasan tersebut menjadi kawasan wisata yang bersifat satu kesatuan integral menjadi sebuah ’herritage tourism’. 
 Selain Pariwisata Kota (City  Tourism), menurut jenisnya, juga terdapat  Pariwisata Alternatif (Alternatif Tourism). Pariwisata Alternatif adalah suatu bentuk pariwisata yang sengaja disusun dalam skala yang tidak massal. Memperhatikan kelestarian lingkungan dan segi-segi sosial, dan keuntungan ekonominya langsung  dirasakan oleh masyarakat sebagai pemilik dan penyelenggara jasa pelayanan dan fasilitas pariwisata.

Jenis-jenis pariwisata diatas sangat berhubungan dengan model kepariwisataan  yang bersifat terbuka. Dimana partisipasi masyarakat sangat terasa dalam pengembangan fasilitas tujuan wisatanya. Dan masyarakat memperoleh peran signifikan dalam menjaga identitas lokalnya yang akan langsung bersinggungan dengan pariwisata yang akan mereka bangun. Yang paling penting adalah masyarakat tidak hanya menjadi penonton.
Berkenaan dengan itu elemen-elemen yang dapat lebih dioptimalkan menjadi point positif bagi pariwisata berkelanjutan  di Pontianak. Semua  menjadi satu bagian dalam  pariwisata berkelanjutan. Dan berada di dua sisi dalam mengembangkan industri pariwisata. Sisi pertama, dengan terus meningkatnya persentase jumlah wisatawan dan persentase pertumbuhan penerimaannya, tentunya akan membawa angka yang signifikan dalam sektor ekonomi suatu daerah dengan tempat-tempat tujuan wisatanya. Sisi kedua,  tempat-tempat tujuan wisata di kota Pontianak terbingkai dalam aspek warisan budaya (heritage), sosial budaya, lingkungan, ekonomi. Dimana peran aktif masyarakat sangat dirasakan dan dukungan  pemerintah daerah menjadi satu kesatuan.

Pariwisata Berkelanjutan  Ia merupakan suatu kegiatan pariwisata yang berusaha untuk hanya berdampak (negatif) kecil terhadap lingkungan hidup dan budaya lokal, di samping membantu untuk menghasilkan pendapatan, membuka lapangan pekerjaan dan melakukan pelestarian terhadap budaya, serta ekosistem lokal. Hal ini berarti pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang memiliki kepekaan tanggung jawab baik secara ekologis maupun kultural terhadap tempat tujuan wisata. Baik terhadap lokasi maupun komunitas sekitarnya. Pada akhirnya setiap detail  pembangunan pariwisata berkelanjutan terintegrasi dalam aspek warisan budaya (heritage), sosial budaya, lingkungan dan ekonomi sebagai bagian yang satu kesatuan. Dengan keterlibatan dari setiap elemen masyarakat.

Dari aspek sebagai warisan budaya (heritage), berpengaruh pada bagaimana semua stakeholder yang bersangkutan mempunyai kepedulian dalam menjaga dan merawat landskap dan peninggalan-peninggalan yang ada. Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah dalam memberikan jaminan pelestarian dan keselamatan benda-benda cagar budaya. Pada aspek sosial budaya, bagaimana masyarakat (komunitas lokal) menjaga tradisi-tradisi yang berkembang. Dan tradisi, kebudayaan yang berkembang itu bukan hanya menjadi komoditi bagi wisatawan yang datang, namun lebih pada bentuk kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Sehingga jikapun terjadi  perjumpaan antara budaya luar dengan komunitas lokal, itu dalam bingkai pemahaman antar budaya ‘cross culture understanding’. Sehingga diantara dua budaya yang mengalami perjumpaan itu dalam posisi yang setara (equal).

Pada aspek lingkungan  berpengaruh pada kelestarian lingkungan. Mendorong terpeliharanya lingkungan hidup. Dimana semua pihak juga menjaga kelestarian lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Dan nantinya timbul suatu kesadaran bersama, Bahwa jika bukan kita sendiri yang menjaga kelestarian lingkungan hidup sekitar kita maka siapa lagi. Dan jika kelestarian lingkungan hidup, tak dapat terjaga, maka tak ada lagi wisatawan yang akan datang. Jika wisatawan yang datang sedikit atau tidak ada maka itu akan berpengaruh pada roda perekonomian mereka juga.

Berkenaan  dengan aspek ekonomi, dimana masyarakat dapat memanfaatkan semua kemungkinan sumber daya yang berkenaan dengan proses wisata, datangnya para wisatawan. Dengan membuka usaha yang kira-kira dibutuhkan oleh para wisatawan. Dari membuka usaha akomodasi, rumah makan, warung penganan kecil dengan suasana khas, penyewaan mobil, motor, sepeda, sampan, laundry/cuci baju, toko cinderamata, sampai pada penunjuk jalan (travel guide). Kata kuncinya adalah masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan apabila setiap elemen masyarakat tersebut merasa mendapat manfaat atau keuntungan dari hal tersebut. Masyarakat akan tergerak untuk berpartisipasi secara aktif, apabila partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada mereka.

Keunikan dan keaslian seni dan budaya Indonesia yang berkesinambungan, menempatkan kepentingan masyarakat sebagai kekayaan yang paling berharga untuk mendukung pengembangan pariwisata, serta mendorong perusahaan kecil, menengah dan koperasi, mendorong dan menciptakan iklim yang mendukung pengembangan pariwisata.
Sekarang tinggal bagaimana semua pihak memposisikan perannya. Salah satu kata kuncinya adalah informasi, keterbukaan serta kerjasama. Dan sekarang, siapkan tas anda setelah membaca ini. Untuk sebuah perjalanan yang berbeda. Dari yang pernah anda lakukan. Atau bahkan yang anda bayangkan. Dalam sebuah wisata Kota dan wisata Alternatif.  Ke Pontianak yuk …!! **

* Penulis, penghobi jalan-jalan dan kini beraktivitas di divisi Riset Lembaga Pengkajian dan Studi Arus Informasi Regional [LPS AIR].








No comments:

Post a Comment