Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, November 6, 2011

Sarawak; Pesaing atau Peluang Bagi Kalbar?

Oleh : Ir. Aan M. Abdullah

Awal bulan ini, tepatnya tangal 9 Oktober 2011, pemerintah Negara bagian Sarawak Malaysia menyelenggarakan pameran dan promosi atau tepatnya “mencari investor” di A. Yani Mall, pusat pembelanjaan terbesar di Kalimantan Barat. Sebenarnya tidak terlalu menarik apa yang disajikan pihak penyelenggara pameran tersebut, tapi bila dicermati lebih mendalam apa yang telah dilakukan oleh Malaysia tersebut adalah sesuatu yang akan sangat memberi pengaruh terhadap pembangunan ekonomi di Kalimantan Barat kedepan.
Keberadaan Sarawak sebagai salah satu Negara Bagian terbesar di Malaysia telah mempersiapkan program jangka panjang yang disebut “Sarawak Score, Corridor Of Renewable Energy” yang dipersiapkan secara cermat dan sistematis oleh pemerintah Malaysia untuk diproyeksikan sebagai pusat pengembangan ekonomi di Malaysia pada tahun 2030. Sarawak Score ini menjadi salah satu kawasan yang harus diperhitungkan dalam pengembangan ekonomi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat. Dari satu sisi, pengembangan kawasan Sarawak Score ini, dalam keterkaitan regional antara Malaysia dan Indonesia dapat dipertimbangkan sebagai peluang dalam pengembangan ekonomi. Namun dari sisi persaingan pasar global, Sarawak Score melalui perencanaan yang komprehensif baik itu fisik, ekonomi, dan sosialnya, dapat menjadi salah satu pesaing terdekat bagi Indonesia khususnya bagi Kalimantan Barat.

Sarawak Score atau dikenal juga dengan Sarawak Coridor adalah strategi pengembangan wilayah yang diproyeksikan untuk mengembangkan Kawasan Serawak Bagian Tengah menuju kota industry. Terdapat 5 (lima) kawasan yang dikembangkan, diantaranya adalah Mukah, Tanjung Manis, Samalaju, Baram dan Tunoh. Kelima pusat pertumbuhan baru tersebut diharapkan akan menjadi pemicu bagi perkembangan Sarawak Bagian Tengah. Pusat pertumbuhan Mukah akan dikembangkan sebagai “Smart City” yang akan berfungsi sebagai pusat utama dari Sarawak Corridor. Tanjung Manis dikembangkan menjadi kota pelabuhan dan kawasan industry. Samalaju menjadi Pusat Industri Berat. Baram dan Tunoh akan difokuskan untuk mengembangkan pariwisata dan industry berbasis sumber daya.

Dalam rangka pembelajaran dan bahan evaluasi bagi penyelenggara pembangunan di di Indonesia, khususnya Pemerintah Daerah di Kalimantan Barat, maka ada baiknya kita melihat strategi dan kebijakan pengembangannya serta insentif yang ditawarkan untuk menarik minat para investor di Sarawak Corridor ini. Rencana dan strategi pengembangan Sarawak Corridor diantaranya adalah; Prioritas investasi bagi 3 pusat pertumbuhan utama yaitu Tanjung Manis (selatan), Mukah (tengah) dan Similajau (utara). Membangun jaringan jalan dan komunikasi yang dirancang dengan baik yang dapat menghubungkan koridor tersebut dengan wilayah pedalaman.

Mengembangkan energi listrik dengan memanfaatkan potensi air dan batu bara (Murum, Limbang, Baram dan Baleh). Mengembangkan Sumber daya manusia dengan membangun fasilitas pendidikan dan mendatangkan tenaga asing terampil. Mengembangkan industri pariwisata, dengan fokus pada wisata alam, danau, pantai di sepanjang bagian utara Koridor tersebut. Di dalam Sarawak Coridor ini direncanakan akan berdiri 10 jenis industry yang diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi bagi Negara Bagian Sarawak, diantaaranya  Industri Baja, Industri berbasis minyak, serta industry pariwisata.

Dalam rangka menarik minat investor untuk berinvestasi di Sarawak Corridor ini, pihak otoritas pembangunan, Pemerintah Federal dan Pemerintah Malaysia akan memberikan berbagai kemudahan dan insentif diantaranya adalah; Investor di industri strategis akan menerima insentif keuangan yang menarik untuk mengatur operasi mereka di kawasan tersebut. Diantaranya adalah insentif yang ditawarkan oleh Otorita Pembangunan Industri Malaysia (MIDA), seperti Status “Pioneer”, Tunjangan Pajak Investasi, dan Tunjangan reinvestasi. Investor di kawasan tersebut juga bisa menerima insentif dari Pemerintah Federal seperti tunjangan infrastruktur, pembebasan bea masuk, dan potongan ganda pada biaya pengiriman. Pemerintah Negara juga akan memberikan insentif ini dengan menawarkan harga menarik untuk energi dan lahan, serta insentif lainnya, terutama untuk proyek-proyek memicu dan pengembangan klaster di koridor tersebut. Hal yang tak kalah menariknya adalah perlindungan terhadap investasi asing. 

Yang Harus Dilakukan Kalbar
Rencana pengembangan Sarawak Corridor yang kini sedang dikerjakan oleh Pemerintah Federal Serawak semestinya menjadi “warning” bagi pemerintah dan pemerintah daerah di Kalimantan Barat, khususnya dalam persaingan di era globalisasi yang akan semakin ketat. Bila tidak, issu terhadap pencaplokan wilayah NKRI oleh Malaysia mungkin akan lebih dahsyat lagi dan akan terjadinya pencaplokan dalam versi lain yaitu terjadinya ketergantungan ekonomi Kalimantan Barat terhadap Negara Federal Sarawak. Hal ini mungkin saja terjadi karena ekonomi tidak mengenal batas administrasi. Sebenarnya telah banyak yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah di Kalimantan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, salah satu diantaranya adalah penyelenggaraan KTM (Kota Terpadu Mandiri) di kawasan Transmigrasi yang sudah berkembang. Di wilayah perbatasan sendiri KTM telah tercanangkan diantaranya KTM Subah dan KTM Aruk di Kabupaten Sambas serta KTM Rasau Jaya (Kubu Raya) dan KTM Gerbang Kayong (Kayong Utara).

Secara substansinya, program KTM yang diselenggrakan di kawasan transmigrasi ini tidak jauh berbeda dengan program Sarawak Corridor nya Malaysia yaitu sama-sama membentuk kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Bahkan bila dilihat dari programnya, KTM mempunyai nilai yang lebih unggul dari Sarawak Corridor. Beberapa keunggulan KTM diantaranya adalah: 1). KTM diselenggarakan di wilayah transmigrasi yang sudah berkembang sehingga pembentukan pusat pertumbuhan tidak terjadi dari awal sedangkan Sarawak Corridor diselenggrakan di wilayah yang masih kosong. 2). Pemerintah Pusat menyiapkan seluruh infrastruktur yang dibangun untuk kepentingan investor dan masyarakat bukan saja di pusat KTM tetapi sampai ke wilayah desa sekitarnya.

Sedangkan Sarawak Corridor hanya membangun infrastruktur utama saja. 3). Di Kawasan KTM telah tersedia tenaga kerja transmigran dan penduduk sekitar, sedangkan di Sarawak Corridor belum ada jaminan tersedianya tenaga kerja. 4). Investor KTM telah tersedia yaitu investor minimal investor yang telah bekerjasama dengan masyarakat transmigrasi khususnya dalam bidang perkebunan. Sedangkan di Sarawak Corridor belum ada investor. 5). Sedangkan penyelenggaraan infrastruktur lainnya dan fasilitas pendukung relative sama dengan apa yang dilakukan Sarawak Corridor. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apa Pemerintah dan Pemerintah Daerah serius untuk melaksanakan program KTM ini?

Berdasarkan perencanaan Sarawak Corridor yang direncanakan secara komprehensif ini, maka Negara Federal Sarawak merupakan pesaing terdekat bagi pengembangan Ekonomi Kalimantan Barat dalam hal menarik investasi dan persaingan pangsa pasar produk nantinya. Namun, dengan keberadaan geografis yang berdekatan, dan potensi sumberdaya yang dimiliki Kalimantan Barat serta kerangka kerja sama BIMP-EAGA Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina East ASEAN Growth Area, dan melalui kerja sama pengembangan ekonomi antara Sarawak dan Indonesia (khususnya Kalimantan Barat), sesungguhnya kedua kawasan ini memiliki potensi untuk bersinergi dan saling menguntungkan dalam persaingan pasar global. Oleh karena itu maka seluruh pemangku kepentingan harus mempunyai komitmen yang kuat dalam mengejar ketertinggalan pembangunannya agar potensi sinergi tersebut tidak terbuang sia-sia. **

·    Penulis, Pengamat Penataan Ruang Kawasan Kalimantan Barat, saat Ini Tinggal di Bandung.




No comments:

Post a Comment