Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, January 29, 2012

Berwibawa

Oleh: P. Martin Joni, OFM Cap


SETELAH memimpin perayaan ekaristi atau misa di Gereja Katolik Santo Petrus, Beruak, Kecamatan Parindu, Sanggau pada Minggu lalu (22/1), saya ditanyai oleh seorang bapak yang ikut juga misa itu. Ia bertanya, “mengapa pastor kelihatan tidak bersemangat hari ini dalam memimpin misa?” Saya tidak menjawab pertanyaannya, tapi malah tersenyum. Dengan senyuman ini, saya mengisyaratkan kepada bapak itu bahwa, hal biasa jika adakalanya seseorang bersemangat maupun tidak bersemangat dalam tugas.

Walaupun demikian, saya disadarkan bapak tadi untuk selalu bergembira dan bersemangat dalam menjalankan setiap tugas pelayanan ini. Kemudian, saya juga merenungkan: Apakah dalam memimpin tadi, sewaktu misa saya tidak berwibawa? Ah, mungkin juga.  Berbeda dengan apa yang saya alami. Yesus dari Nazaret mengajar orang banyak di rumah ibadat, di Kapernaum dengan penuh wibawa dan kuasa (Lihat Markus 1:21-28). Dia tentu bergembira dan penuh semangat mengajarkan tentang Kerajaan Allah. “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.” (Markus 1:22). Yesus sungguh berwibawa dibandingkan pengajar lain.

Tuhan Yesus tidak hanya memberitakan tentang dekatnya Kerajaan Allah tetapi juga dengan penuh kuasa menghadirkan Kerajaan Allah. Dia mengajar orang banyak di Synagoga, tempat berkumpulnya umat Yahudi untuk sembahyang. Pengajaran setelah pembacaan Kitab Suci boleh disampaikan oleh setiap lelaki dewasa yang cukup mengerti Kitab Suci.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Yesus ketika beribadat di Kapernaum. Kota kecil Kapernaum ini, yang berada di pantai barat laut Danau Galilea, merupakan tempat sentral karya Yesus. Di kota inilah Yesus menetap (Lihat Matius 4:13). Dia berkarya untuk keselamatan manusia.
Ajaran Yesus berwibawa bukan karena sumber-sumber yang dikutip, tetapi karena Dia memiliki kuasa Ilahi dalam Diri-Nya. Selain itu, Yesus pun memiliki pembawaan diri untuk dapat menguasai dan mempengaruhi, sehingga dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung daya kepemimpinan dan pesona kepribadian yang menarik.
“Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya, ‘Apa ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa. Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka taat kepada-Nya’.” (Markus 1: 27). Pengajaran Yesus yang berwibawa ini menunjukkan kualitas diri-Nya, sebagai Yang Kudus dari Allah. Yesus Kristus diberi bagian dalam kuasa Allah yang mahakudus. Dia diberi kuasa oleh Allah untuk menghancurkan kekuatan-kekuatan jahat.
Daerah dan negeri kita, bahkan dunia saat ini dan seterusnya memerlukan seorang tokoh yang berwibawa, seperti Yesus Kristus dari Nazaret. Di tengah kehidupan bersama yang tidak harmonis, kita memerlukan tokoh pemersatu yang punya pengaruh untuk kebaikan dan memperhatikan kepentingan umum. Ketika daerah, negeri dan dunia kita dilanda kecemasan, kekhawatiran dan arah yang tidak menentu, kita mendambakan seorang pemimpin yang mampu menembus kebuntuan untuk melihat arah perjalanan yang pasti. Seorang pemimpin dan pengajar yang berwibawa dan bijaksana akan mampu membawa masyarakat pada situasi hidup adil, damai dan penuh kasih. 

Seorang “guru besar” yang mengajarkan kebaikan, cinta kasih dan kedamaian, serta menolak segala macam ketidakadilan dan ketidakjujuran memang dirindukan saat ini. Adakah seorang tokoh di antara kita sekarang ini yang berwibawa untuk membawa masyarakat menuju ke kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera? Semoga akan muncul sang penyelamat kita itu, sebagai Tangan Kasih Tuhan kini dan sepanjang masa. Amin. (*/Pastor Rekan Paroki Pusat Damai)

No comments:

Post a Comment