Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, January 29, 2012

Informasi dan Moralitas

Oleh: IB. Heri J

Muhurtamapi jivecca narah suklena karmana na kalpamapi kastena loka dvaya-virodhina (Canakya nitisastra Bab XIII. Sloka 1). Artinya : walaupun hanya sempat menikmati hidup sesaat saja, tetapi kalau dipergunakan untuk berbuat baik, itu masih lebih baik, daripada menikmati hidup satu kalpa tetapi menyebabkan penderitaan bagi kedua dunia, dunia ini dan dunia setelah mati. Saat ini kita berada pada era kemajuan informasi yang sangat pesat, banyak pakar mengatakan bahwa kalau kita mau maju kita harus mampu menguasai informasi. Pendapat ini adalah suatu ambisi yang barangkali sangat tepat untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah maju.

Kemajuan informasi telah banyak membawa manfaat bagi kehidupan bangsa, akan tetapi di lain pihak kita dengan gampang melihat bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kemajuan informasi tersebut. Kadang-kadang kita merasa cemas melihat kenyataan yang terakhir itu, akan tetapi hal ini tidak berarti keputusasaan. Terkait dengan penguasaan informasi, ada segudang pertanyaan timbul.

Apakah “informasi” itu. Apakah “informasi” itu sama dengan berita tentang kejadian sehari-hari? Ataukah ilmu pengetahuan dan teknologi? Kalau memang itu ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahauan dan teknologi yang mana? Apakah benar menguasai ilmu dan teknologi itu kita menjadi manusia yang maju?
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan kita di banyak bidang, jauh lebih baik daripada masa lalu. Kehidupan kita pada masa lalu sangat sederhana, lebih banyak menggunakan sarana dan prasarana manual yang bersumber pada alam sekitar, bersahabat dengan alam. Sebaliknya kini, kita sangat dominan bahkan mungkin dapat dikatakan bergantung pada kekuatan tenaga mesin yang serba super canggih.
Tetapi, kita harus sadar dan ingat akan “harga” mahal yang kita bayarkan untuk kemajuan itu. Rusaknya lapisan ozon, polusi udara maupun air, perusakan atau penebangan hutan semakin parah dan menambah punahnya populasi tumbuh-tumbuhan serta marga satwa yang dilindungi. Hilangnya sekian ribu bahkan jutaan hektar lahan tanah subur dengan berbagai alasan untuk pengembangan pembangunan industri.
Satu hal yang yang sangat menyedihkan beberapa korban nyawa pun ikut melayang seolah-olah menjadi tumbal pengembangan industri. Ini adalah beberapa contoh “harga” yang mesti dibayar untuk kemajuan.
Apapun arti penguasaan informasi, tidak semestinya kita berpikir semata-mata menjadikan kita lebih maju disisi lain mengabaikan moralitas. Artinya penguasaan informasi mutlak diperlukan, namun tetap didasari sebagai hasil dari olah jiwa yang benar dan sepenuh hati, dengan kata lain penguasaan informasi yang bermoral dan beraklak mulia.
Pernyataan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II, Pasal 3 yang berbunyi, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan  dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menjadi pedoman bagi setiap penyelenggara pendidikan. Pendidikan bukan semata-mata mengembangkan kecerdasan pikiran untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, tetapi pendidikan juga mengembangkan budi pekerti yang luhur. Pendidikan diharapkan mampu menyelaraskan kecerdasan pikiran dengan ketinggian budi pekerti, mengembangkan kebebasan yang selaras dengan tanggungjawab.
Pendidikan mempertinggi keterampilan yang selaras dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai hidup gotong royong dalam masyarakat. Mencintai diri sendiri selaras dengan kecintaan kita terhadap sesama warga bangsa dan kepada negara kesatuan Republik Indonesia. Terus menggali ilmu pengetahuan yang sedalam-dalamnya dengan tetap menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk  penguasaan informasi ibaratnya bagaikan Kamadhenu, yaitu yang setiap saat dapat memenuhi segala keinginan. Pada saat orang berada berada di luar daerah atau di negara lain; ilmu, teknologi dan informasi bagaikan seorang ibu yang selalu memelihara kita.
Orang bijaksana mengatakan bahwa penguasaan iptek dan informasi yang bermoral adalah kekayaan yang rahasia, harta yang tidak kelihatan. Gunakan kekayaan itu sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas diri sebagai bekal perjalanan singkat menuju alam keabadian. (*)

No comments:

Post a Comment