Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, January 25, 2012

Faktor Pengaruhi Keberhasilan Penyuluh Pertanian

Oleh : Mardiansyah
   
Proses penyuluhan pertanian memegang peranan penting terhadap keberhasilan pembangunan sektor pertanian. Proses penyuluhan dengan para penyuluhnya merupakan penghubung yang bersifat dua arah antara pengetahuan yang dibutuhkan petani dengan pengalaman baru yang terjadi di pihak para ahli dan kondisi nyata yang dialami petani. Sehingga penyuluhan pertanian akan dapat terselenggara dengan produktif, efektif dan efisien apabila didukung oleh para penyuluh pertanian yang menguasai materi, metode, teknik, organisasi, instrumen-instrumen dan managemen penyuluhan pertanian.
Selain itu, faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan di Indonesia adalah: (1). Keadaan pribadi sasaran, (2). Keadaan lingkungan fisik, (3). Keadaan sosial dan budaya masyarakat, (4). Keadaan dan macam aktivitas kelembagaan yang tersedia sekaligus dapat menunjang kegiatan penyuluhan (Setiana, 2005).
Namun masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertimbangkan, dan laksanakan oleh Penyuluh Pertanian selama menjalani aktivitas penyuluhan dan bergaul dengan para petani di lapangan. Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat membantu kita untuk mengukur apakah aktivitas penyuluhan yang kita lakukan disebut berhasil atau tidak. (1).  

Apakah kita sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan penyuluhan kepada para petani? (2). Apakah kita sudah melaksanakan aktivitas penyuluhan dengan berorientasi pada klien / petani? (3). Apakah kita sudah menyesuaikan aktivitas dan materi penyuluhanya dengan kebutuhan petani? (4). Apakah kita selama melaksanakan aktivitas penyuluhannya sudah dilaksanakan dengan penuh empati? (5). Apakah kita sudah melakukan proses homofili dengan kalangan petani binaan kita? (6). Bagaimana kontak kita selama menjalankan aktivitas penyuluhan dengan para petani? (7). Bagaimana dengan kredibilitas kita sebagai penyuluh? (8). Apakah kita sudah mengikutsertakan para tokoh masyarakat di lokasi binaan kita untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan? (9). Apakah terobosan inovasi yang kita perkenalkan mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada? (10). Apakah terobosan teknologi yang kita diperkenalkan terjangkau oleh kemampuan finansial, dan sederhana? Dan, (11). Sampai sejauhmana kita mengetahui karakteristik petani, sehingga metode, teknik, & media apa & bagaimana yg perlu kita gunakan?
Van den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa suatu inovasi yang ditawarkan harus mempunyai ciri-ciri penting: (a). Keuntungan relative. Keuntungan relatif yang dimaksud adalah tingkatan dimana suatu ide baru dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya, (b). Kompatibilitas, maksudnya adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima, (c). Kompleksitas, maksudnya adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan, (d). Triabilitas, maksudnya adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil, dan (e). Observabilitas, maksudnya adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain.
Petani akan mengadopsi suatu teknologi jika teknologi itu sudah pernah dicoba oleh orang lain dan berhasil, karena petani rasional. Petani tidak akan mengadopsi suatu teknologi jika masih harus menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian.
Penyuluh Pertanian yang profesional sesungguhnya adalah Penyuluh Pertanian yang mampu mengakses dan memodifikasi iptek sesuai dgn spesifik & sumberdaya lokal kemudian mau dan mampu mengintroduksikan kepada masyarakat binaannya, mampu menjadi fasilitator antara petani dengan kelembagaan permodalan, mampu menjadi stabilisator dan dinamisator dalam memecahkan setiap masalah, mampu menjalin kerjasama dengan segenap elemen, menjadi mediator antara kelembagaan petani, koperasi, steakholder & kelembagaan pemerintah. “Pribadi mulia tidak diperoleh melalui gelar & kedudukan, melainkan melalui perbuatan yg bermanfaat bagi orang lain.”


* Penulis, PPL (Peternakan) di Kantor Ketahanan Pangan & Penyuluhan Pemkot Pontianak.


No comments:

Post a Comment