Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, January 15, 2012

Hari Raya Penampakan Tuhan

Oleh P Marianus Berdikari, CDD*)

HARI INI tanggal 8 Januari 2012 umat Katholik di seluruh dunia merayakan Epifania, atau hari raya penampakan Tuhan. Perayaan ini diceritakan sebagai peristiwa iman dimana kedatangan orang-orang bijak dari jauh untuk menyatakan penghormatan mereka kepada raja yang baru  dilahirkan. Siapakan mereka ini? Pada zaman itu, di wilayah Babilonia dan Persia atau sekarang kita kenal Iraq dan Iran Utara, ada orang-orang bijak yang pandai dalam ilmu perbintangan atau astronomi. Mereka biasanya juga berperan sebagai ulama agama setempat. Dalam Injil lebih dikenal sebagai orang-orang majus. Dalam cerita Matius, mereka mewakili orang-orang bukan Yahudi yang datang dari jauh mau menghormati Dia yang lahir di Bethlehem yang bakal menjadi pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini membawa mereka ke sana. Para ulama Yahudi sendiri sesungguhnya juga mengetahui hal ini melalui nubuat Nabi Mikha (5:1).

Menarik bahwa para majus itu dituntun oleh bintang yang sangat terang dan  bagi para ahli astronomi zaman sekarang adalah peristiwa supernova akibat dari sebuah ledakan bintang atau sebuah komet yang sedang melintas, atau beberapa planet di tata surya yang berada dalam lintasan yang sejajar sehingga tampak sebagai bintang yang sangat terang dari bumi. Namun tetap sebagai pendekatan ilmiah untuk mengkaitkan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Dan tetap menjadi sebuah misteri iman. Sebagai orang beriman tentu saja mengajak kita untuk lebih bijak melihat peristiwa alam dan berusaha menemukan Tuhan. Bukan saja yang terjadi pada kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus tetapi juga masih tetap berpengaruh sepanjang sejarah hidup manusia di bumi ini. Global warning, cuaca ekstrim, banjir dimana-mana, gelombang air laut yang tinggi seharusnya juga direnungkan apakah manusia di zaman milenium ketiga bijak menyikapi peristiwa alam ini? Tuhan dapat berbicara dengan cara-Nya sendiri dalam berbagai cara. Lewat fenomena alam, atau alam semesta dengan segala isinya dan keunikannya adalah salah satu. Kepekaan terhadap peristiwa alam sebagai surat cinta Tuhan kepada manusia yang mendasari keahlian ketiga orang majus mengarahkan dan tidak putus asa  untuk mencari kebijaksanaan ilahi atau hikmat Allah yang menjadi manusia, dan menemukan makna kehidupan.
Perayaan penampakan Tuhan ternyata merangkul semua orang, tidak eksklusif kepada bangsa, bahasa dan budaya tertentu, Dia lahir untuk semua orang. Dia lahir menggetar alam semesta.   Ketiga orang majus itu menemukan Yesus dan mereka menyembah kepada Allah yang menjadi Manusia. Setelah mereka bersembah sujud ada tindakan kongkrit mempersembahkan "emas, dupa dan mur", memberi makna yang lebih dalam yaitu terjalinnya hubungan antara orang-orang yang bukan dari kalangan Yahudi dengan pemimpin umat Tuhan yang baru lahir ini. Iman dan berkatnya mengatasi ikatan-ikatan bangsa dan kedaerahan.
Dan kelahiran-Nya tetap bergema. Gegap gempita kelahiran-Nya hendaknya menyapa manusia bersikap bijak menemukan Tuhan, sebagai kepenuhan makna kehidupan. Manusia sering meragukan keberadaan Tuhan, sehingga mempertanyakan apakah Tuhan memang ada dan berkuasa atas hidup manusia dengan segala suka dukanya? Tuhan tetap hadir dan melampaui segala pengertian manusia termasuk fenomena alam. Tuhan hadir dalam relasi manusia dengan alam, atau dalam relasi antar sesama manusia yang berjuang memaknai hidup ini agar lebih bermartabat lagi. Maka makna kehidupan mamusia dapat ditemukan dan terjadi hanya di dalam Allah. 
Pada perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan kita mensyukuri saat-saat Dia membiarkan diri dapat dikenali oleh orang-orang yang tidak atau belum mengenal-Nya. Dalam Mat 2:11, diceritakan bahwa para majus melihat Yesus bersama Maria dan baru setelah itu mereka menyembahnya. Dia yang ilahi itu membiarkan diri dipandangi oleh orang yang tidak biasa melihatnya. Dan bukan hanya dalam pandangan belaka melainkan ada bersama dengan manusia lain, bersama dengan dia yang melahirkannya. Para majus bersuka cita karena dapat melihat Tuhan sungguh ada di dalam kehidupan manusia. Dan sukacita seperti ini boleh juga kita alami.(Penulis bertugas sebagai Pastor Paroki St. Agustinus Sungai Raya – KKR)

No comments:

Post a Comment