Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, January 3, 2012

Keteladanan Dahlan Iskan

 Oleh : Paulus Mujiran

Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hari-hari ini menyedot pemberitaan banyak media karena ulahnya yang mencengangkan publik. Untuk sekelas menteri tindakan Dahlan yang menumpang kereta rel listrik dari Jakarta ke Bogor lantas singgah di warung soto kuning di areal stasiun kemudian naik ojek menuju Istana Bogor untuk mengikuti sidang kabinet menjadi perilaku yang tidak lumrah. Menyentakkan kesadaran publik karena perilaku seperti itu belum pernah dilakukan pejabat manapun di Indonesia.
Untuk Indonesia, seorang pejabat identik dengan mobil dinas mewah, pengawalan yang ketat dan kehidupan yang serba kecukupan. Kekuasaan selalu identik dengan kehidupan yang jauh dari kesan sederhana. Apalagi kekurangan. Sekalipun gemar menganjurkan agar rakyatnya hidup sederhana, namun tidak pernah ada pemimpin yang memberi contoh dengan perilaku sederhana. Maka ketika ada seorang Dahlan Iskan yang melakukan itu di tengah budaya glamour seakan-akan menjadi kejutan.

Dahkan Iskan memang sudah lama dikenal sebagai sosok yang sederhana. Jauh sebelum di duduk di kursi kekuasaan Dahlan sudah mempertontonkan kepada publik kehidupan yang sederhana sekalipun berkecukupan untuk orang Indonesia. Betapa tidak jabatan sebagai CEO Jawa Pos Group dan Direktur Perusda di Jawa Timur sudah cukup bagi Dahlan untuk hidup bermewah-mewah.
Kemudian ketika ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN menggantikan Edhie Widiono Dahlan tidak segan-segan turun ke bawah dengan mengunjungi pelosok pedesaan yang belum menikmati listrik. Dahlan pun tidak keberatan jalan kaki puluhan kilometer demi memastikan pembangunan pembangkit listrik segera berjalan. Bahkan konon Dahlan tidak mau mengambil gajinya selama menjadi Dirut PLN. Lebih dari itu untuk menghindari konflik kepentingan Dahlan tidak mau menanda tangani cek.
Jabatan baru sebagai Meneg BUMN tampaknya tidak mengubah penampilan Dahlan Iskan untuk tetap sederhana dan santun. Lihat saja ketika menteri lain berkendaraan mewah dan berjas, Dahlan memakai setelan pakaian yang sederhana dengan sepatu kets yang tidak pernah lepas dari kakinya. Bahkan Dahlan tidak segan berjalan kaki puluhan kilometer yang mungkin saja pekerjaan berat bagi anak buahnya yang terbiasa hidup mewah.

Nyawa Serep
            Boleh jadi totalitas tindakan Dahlan Iskan tidak lepas “nyawa serep” atau cadangan nyawa bagi orang Jawa. Sebagaimana diketahui publik, Dahlan pernah melakukan operasi kanker hati di Guangzhou China. Hati yang lama diambil dan digantikan dengan hati yang baru. Untuk ukuran manusia sakit yang diderita Dahlan bukanlah sakit yang ringan. Resiko kematian pun sudah membayang di depan mata. Namun berkat kerja keras tim dokter Dahlan pun sembuh dan kembali seperti semula.
            Yang menarik setelah sembuh dari sakit, Dahlan justru menunjukkan totalitas pengabdian yang luar biasa. Sering orang berpendapat dengan diberi kehidupan kedua,  maka orang akan menunjukkan perubahan perilaku yang luar biasa. Rupanya Tuhan tidak salah dengan menyembuhkan Dahlan dan mengirimkannya di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Dahlan mampu memberikan sepercik terang dan pengharapan di tengah kabinet yang terpuruk karena berbagai skandal.
            Kehadiran Dahlan tidak hanya memberikan warna dan aroma lain di kabinet. Ketika masyarakat sering mengeluhkan kemacetan karena konvoi kendaraan pejabat Dahlan memberi contoh dengan naik KRL dan ojek yang di Indonesia identik dengan kendaraan kelas rakyat dan kebanyakan. Ketika pejabat-pejabat lain dengan kekuasaan yang diembannya menunjukkan gerak naik karena semakin menjauh dari rakyat Dahlan menunjukkan gerak turun dengan berempati kepada rakyat kebanyakan.

Pemimpin Empati
            Di tengah kompleksitas permasalahan bangsa terutama akut dan berkembang biaknya praktek korupsi perilaku Dahlan Iskan patut dijadikan contoh. Seorang pemimpin tidak hanya bekerja dalam aras wacana, tetapi juga menunjukkan perilaku yang dapat dicontoh oleh rakyatnya. Ketika seorang pemimpin menghimbau rakyatnya agar hidup sederhana, merekalah yang semestinya menjadi panutan dan contoh bagi rakyatnya dengan hidup sederhana.
            Pemimpin yang demikian adalah pemimpin yang berani turun ke lapangan untuk melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rakyatnya. Seorang pemimpin yang hanya mendengarkan laporan dari anak buahnya cenderung mendapat informasi yang tidak akurat, tidak lengkap bahkan cenderung dibohongi. Di tengah kultur asal bapak senang keberanian seorang pemimpin turun ke bawah adalah terobosan baru. Perilaku semacam ini tidak hanya membangkitkan simpati publik tetapi juga dapat memulihkan kepercayaan.
            Ketika seorang pemimpin ditagih apa kinerjanya untuk rakyat dengan menunjukkan keteladanan minimal dapat meningkatkan trust. Salah satu kesulitan terbesar yang mendera Indonesia di tengah keterpurukan ini adalah tidak membudayanya keteladanan dengan contoh perilaku dan tindakan nyata. Orang bisa saja berteori dengan membangun wacana yang muluk-muluk, namun orang sering gagal total ketika harus menghayati sendiri hidupnya dan dijadikan panutan bagi orang lain.
            Dahlan bukan tokoh agama. Tetapi sikap dan tindakannya sangat inspiratif bagi banyak orang. Kita berharap bahwa tindakan seperti itu menginspirasi banyak pelayan masyarakat terutama pejabat dan wakil rakyat untuk menjadi pelopor dalam hidup sederhana. Hidup di tengah trilyunan uang tidak harus memaksa seorang pejabat menjadi larut dan lantas rakus dengan melakukan korupsi. Sekali lagi rakyat membutuhkan keteladanan nyata dari para pemimpinnya!**


* Penulis, alumnus S-2 Undip, Ketua Pelaksana Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata Semarang.

No comments:

Post a Comment