Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, January 15, 2012

Marilah dan Kamu akan Melihat-Nya

Oleh: P. Marianus Berdikari, CDD

DI Basilika Santo Petrus – Vatican pada bagian depan luar (The FaÇade) di atas pintu dan  pilar-pilar yang besar itu berdirilah beberapa patung dalam ukuran besar.  Di sisi kiri dan kanan patung Tuhan Yesus berdiri patung rasul santo Yohanes pengarang Injil atau murid yang dikasihi Tuhan Yesus, dan patung rasul santo Andreas.  Bukan patung rasul santo Petrus sebagai pelindung basilika itu atau sebagai paus yang pertama. Para arsitek menempatkan itu tentu punya alasan mendasar dan itu terdapat dalam Injil Yohanes, 1:41-42, karena Andreaslah yang memperkenalkan Mesias kepada Simon Petrus saudaranya. Kabar Gembira pada bagian inilah yang kita baca atau kita simak dan menjadi bahan renungan dalam perayaan ekaristi pada hari Minggu biasa II. 
Kesaksian menjadi bagian yang penting dibutuhkan seseorang, untuk mendapatkan pengakuan bahwa ya, benar atau tidak, ini salah. Pada hal Andreas juga kenal Tuhan Yesus dari kesaksian Yohanes Pembaptis, “ Lihatlah Anak Domba Allah”
Saudara tentu juga bisa memahami sisi kemanusiaan yang dipakai oleh Tuhan Yesus memperkenalkan diriNya lebih jauh dan lebih dekat dengan calon muridnya itu dengan mengatakan “Marilah dan kamu akan melihat”. Suatu undangan tulus dan saksikanlah sendiri, dari pada tanya melulu. Suatu tawaran bukan atasan dan bawahan, bukan bos dan anak buah tetapi tawaran Sang Guru dan murid, Tuhan dan umatNya. Undangan Tuhan mempunyai arti penting bagi Yohanes dan Andreas, murid-murid yang lain termasuk juga orang-orang menerima baptisan-Nya atau Yohana dan Andreas zaman sekarang.
Bahwa pemuridan Yesus merupakan suatu perjalanan, suatu petualangan di mana murid mempercayakan arah perjalanannya kepada sang guru, maka Yesus mengundang kedua murid untuk “datang”  dan memulai penziarahan. Pemuridan meliputi kesempatan untuk mengalami sendiri maka Yesus mengundang keduanya untuk “ melihat” dan belajar sendiri.

Melihat adalah cara untuk datang dan mengikuti Yesus dan dengan mata iman melihat siapakah Yesus itu sesungguhnya. Risikonya adalah perjalanan (datang) harus mendahului pengalaman melihat. Maka sangatlah tepat apa yang dikatakan Tuhan Yesus sendiri kepada para murid-Nya ketika menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya “ Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”
Saudara, Yesus adalah Mesias untuk membangun umat sehingga menjadi tempat yang tidak lagi dikuasai yang jahat dan tidak lagi dikurung maut. Itulah yang dilakukan "Anak Domba Allah" Itulah yang diajarkan oleh "Guru" yang mempesona orang yang bertemu dengannya.
Kabar Gembira tidak jatuh dari langit begitu saja, melainkan kenyataan batin yang mulai hidup dalam hati dan budi orang yang percaya, lewat kesaksian orang-orang yang telah mengalaminya sendiri, juga lewat rasa ingin tahu kita sendiri. Tidak bisa dipaksa-paksakan. Tetapi bisa dipersaksikan. Dan ditekuni dengan mengalami sendiri perjumpaan dengan dia yang diwartakan Kabar Gembira itu. Kehidupan beragama zaman ini dapat banyak belajar dari sana.

Para pewarta sabda juga diajak membiarkan dia yang diwartakan Injil menyapa batin orang dengan caranya sendiri. Peran pewarta ialah menunjukkan jalan yang pernah dilaluinya sendiri dan yang dialaminya sendiri dan kini dapat dibagikan kepada orang lain. Begitulah yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Begitu pula yang dibuat Andreas. Hasilnya nyata: kedua murid sang Pembaptis sejak itu menjadi pengikut Yesus. Dan Simon menemukan Mesias. Jangan dilupakan, Yesus menemukan Kefas, batu karang kukuh yang memungkinkan kemesiasannya dikenal orang banyak.

(Penulis bertugas sebagai Pastor Paroki St. Agustinus Sungai Raya)

No comments:

Post a Comment